Wednesday, December 31, 2014

Toleransi Antar Agama

TOLERANSI ANTAR AGAMA


Armahedi Mahzar (c) 2009

Kamis minggu lalu, saya mendapat tugas memberi kuliah sesi inter-religious tolerance dari mata kuliah Ethics and Religion untuk mahasiswa asing yang belajar di International School of Pharmacy di ITB.

Sebelumnya, saya mendapat tugas memberi kuliah sesi Relation between Faith and Reason. Dalam sesi itu saya menekankan komplementaritas sains agama yang saya letakkan di atas ujar-ujar Einstein "Religion without science is blind, science without religion is lame."

Oleh karena, itu saya sudah mengantisipasi pandangan sekularistis modernis para mahasiswa yang melihat bahwa adanya pemisahan yang tegas antara akal dan iman, antara pengetahuan dan kepercayaan, antara sains dan agama, antara fakta dan nilai, antara publik dan privat, antara obyektivitas dan subyektivitas dan lain sebagainya.

Dalam kuliah sekarang ini saya ingin mendobrak konsep separasi itu dengan menunjukkan bagaimana perkembangan fisika dan psikologi modern ternyata menyarankan kita untuk mengintegrasikan kembali sains dan agama melalui reinterpretasi filsafat perenial.

Filsafat perenial menganggap bahwa pada intinya semua agama itu satu. Pada pemahaman dan pengamalannya agama-agama itu memang berbeda. Namun pada inti pemahamannya tentang realitas dan manusia terdapat kesamaan yang dieksplorasi filsafat perenial, sedangkan inti pengamalannya terhadap sesama manusia terdapat sebuah etika universal.

Tugas-tugas kuliah saya berikutnya memang mengenai etika. Karena itu pada hari ini saya hanya membatasi kesamaan struktural wawasan agama-agama tradisional tentang alam dan manusia.

Struktur realitas menurut semua agama tradisional


Misalnya Kabbalah dalam agama Yahudi melihat realitas terdiri 4 lapis alam yang mereka sebut sebagai Arba'ah Olamot yaitu Atzilut (dunia pancaran), Beriah (alam ciptaan), Yetzirah (alam bentukan), dan Asiyah (alam tindakan). Keempat alam itu adalah limpahan dari Yang Mutlak Tunggal yaitu Ain Soph. sumber: http://www.inner.org/worlds/arbaolam.htm

Mistisisme Kristen melihat realitas sebagai Rantai Agung Wujud. Puncaknya adalah Yang Mutlak yang mencipta dunia spiritual yang pada gilirannya mencipta dunia psikhik yang mencipta dunia fisik. Dunia fisik itu berkaitan dengan tubuh manusia, dunia psikhik berkaitan dengan jiwa, sedangkan dunia spiritual berkaitah dengan roh atau spirit manusia.

Yang Mutlak itu dalam sufisme Islam menjadi Al-Haqq atau Hahut yang berada di atas rantai empat alam yaitu alam lahut, alam malakut, alam jabarut dan alam nasut jika di urut dari atas. Hahut bersesuaian dengan ruh, lahut bersesuaian dengan qalb, malakut bersesuaian dengan 'aql, jabarut berseuaian dengan nafs dan nasut bersesuaian dengan jism http://www.abode-of-the-message.org/calendar/content/sufi-center-newsletter

         --------------------------------
         Kabbalah   Mistisisme   Sufisme
         Yahudi     Kristen      Islam  
         --------------------------------
         Ain sof    Tuhan        hahut
         Atzilut    spiritual    lahut
         Beriah     mental       malakut
         Yetzirah   astral       jabarut
         Asiyah     fisikal      nasut
         --------------------------------


Tradisi Hindu mengenal juga adanya lima loka yaitu bhuloka, svarloka, janaloka, tapaloka dan satyaloka. Namun yang paling populer adalah triloka yang terdiri dari bhuloka, antarloka dan sivaloka. Semua loka itu berada di bawah Realitas Mutlak Brahman. (Sumber: http://www.experiencefestival.com/tapoloka )

Begitu juga, Tradisi Budha mengenal adanya empat lapis kaya Svabhavakaya, Dharmakaya, Nirmanakaya, Sambhogakaya yang menyelubungi ketiadaan mutlak Sunyata. (Sumber: http://medicinebuddhasangha.org/teachings/fivefold_mahamudra.html )

Tradisi Tao juga berbicara adanya tiga alam yaitu alam rasa, alam rupa dan alam arupa yang berada di bawah Tao tak bernama. (sumber http://books.google.co.id/books?id=RTH8ecesLCYC&pg=PA69&dq=taoism+three+worlds )

         -------------------------------------
         Hinduisme  Budhisme      Taoisme 
         -------------------------------------
         Brahmaloka Sunyata       Tao
         Tapaloka   Svabhavakaya  alam arupa
         Janaloka   Dharmaloka    alam rupa
         Svarloka   Sambogakaya   alam rasa
         Bhuloka    Nirmanakaya
         --------------------------------------


Struktur manusia menurut agama-agama tradisional


Jika diperhatikan, dalam pandangan tradisional, realitas itu mempunyai susunan berjenjang dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi. Jumlah tangga itu bisa berbeda-beda, seperti halnya terdapat perbedaan jumlah nama-nama warna dalam berbagai bahasa ubtuk warna-warna pada spektrum. Susunan berjenjang ini bukan ada pada realitas semesta saja, tetapi juga pada realitas manusia. Struktur berjenjang manusia inilah yang dikenal dalam psikologi tradisional yang diajarkan sisi esoteris agama-agama.

Dalam agama-agama ibrahim, di mana sisi esoteris dipisahkan dari sisi eksoteris, kita dapat menemukan kesejajaran struktural dalam konsep mengenai manusia

------------------------------------------------
Kabbalah       Mistisisme     Sufisme
Yahudi         Kristen        Islam
------------------------------------------------
yechidah       Spirit         Ruh
chayah                        Qalb
neshamah       Soul           'Aql
ruach                         Nafs
nefesh         Flesh          Jism
------------------------------------------------


Struktur pribadi manusia menurut Kabbalah saya peroleh dari http://mobile.askmoses.com/list.html. Struktur pribadi manusia dalam paham kristen sejajar dengan konsep trinitas. Struktur pribadi manusia dalam sufisme adalah penyusunan hirarkis atas unsur-unsur pribadi manusia, yang diidentifikasi Imam Al-Ghazali dalam Ihya ulumuddin, mengikuti struktur hirarkis yang diajukan oleh tarekat-tarekat sufi yang muncul belakangan.

Sedangkan dalam agama-agama Timur, kesejajaran itu dapat diperoleh

------------------------------------------------
Hinduisme      Budhisme       Taoisme
------------------------------------------------
mahat          cittamatra     Tao
vijnana        alayavijnana   Kuei & Shen (spirit)
manas          manas          P'o  & Hun  (animus)
arthas         manovijnana    Ming & Hsing(logos)
indriyas       vijnana        Yin  & Yang 
------------------------------------------------


Struktur hirarkis tradisional pribadi manusia ini memang menarik. Soalnya, ternyata perkembangan mazhab-mazhab psikolologi modern tampaknya mengikuti tangga-tangga yang dilukis oleh para mistikus tradisional itu, yang di Timur Tengah, Timur Dekat dan Timur Jauh.

Pada mulanya ada psikologi mazhab behaviourisme yang menekankan studi mengenai prilaku manusia secara fisik seperti yang dikembangkan oleh John Watson
http://www.whatispsychology.biz/wp-content/uploads/2012/01/john-b-watson-behaviourism.jpg di Amerika Serikat dan Ivan Pavlov http://www.cerebromente.org.br/n09/mente/pavlov2.jpg di Rusia. Kemudian muncul mazhab psikologi yang melihat psikhe sebagai struktur dinamis energi seperti yang dipelopori oleh psikoanalisis Sigmund Freud .



Lalu ada mazhab psikologi yang menekankan jiwa sebagai struktur dinamis informasi yaitu psikologi kognitif yang dipelopori oleh Jean Piaget
. Berikutnya muncul psikologi humanistik yang menekankan nilai-nilai di Amerika Serikat dipelopori oleh Abraham Maslow . Akhirnya muncul psikologi transpersonal yang menekankan kesadaran seutuhnya sebagai pusat studinya seperti yang dipelopori oleh Stanislav Grof https://www.erowid.org/culture/characters/grof_stanislav/images/grof_stanislav2_med.jpg.
--------------------------------------------- mazhab psikologi Fokus struktural --------------------------------------------- psikologi transpersonal Kesadaran psikologi humanistik Nilai-nilai psikologi kognitif Informasi psikodinamika Energi behaviorisme Materi ---------------------------------------------

Perkembangan psikologi mengikuti tahap-tahap materi, energi, informasi, nilai-nilai dan kesadaran yang kalau diperhatikan dengan seksama sejajar dengan perjenjangan aspek-aspek sistem fisik.

Reintegrasi sains dan agama sebagai basis toleransi


Sebenarnya, susunan realitas manusia yang berlapis, secara tradisional, dilihat sebagai sejajar dengan perjenjangan lapis-lapis realitas alam. Nyatanya, struktur berlapis realitas alam secara bertahap juga ditemukan kembali oleh perkembangan sains modern terutama fisika, seperti halnya lapis-lapis eksistensi manusia dalam pandangan tradisional ditemukan kembali oleh perkembangan ilmu psikologi modern.

Pada mulanya, ilmu fisika dikira hanya mempelajari sifat-sifat benda-benda seperti yang dipelajari Aristoteles. Namun setelah penemuan mekanika klasik oleh Isaac Newton, ilmu fisika menjadi ilmu tentang gerak dan interaksi antar benda-benda yang menghasilkan gejala-gejala alam yang beraneka ragam. Dalam gejala-gejala alam itu berlalu transformasi berbagai bentuk energi, namun berlaku hukum kekekalan energi menjadi fundamental seperti yang dipelajari oleh Isaac Newton untuk mekanika.

Selanjutnya, Ketika fisika mulai mempelajari gerak dan interaksi benda-benda subatomik di abad ke-20 melalui mekanika kuantum,  ahli fisika pun sebenarnya hukum-hukum alam fundamental mengikuti hukum-hukum yang lebih tinggi. Hukum-hukum yang lebih tinggi itu disebut sebagai prinsip-prinsip alam. Misalnya, semua hukum alam harus mengikuti prinsip universalitas, prinsip simetri dan juga prinsip variasi yang pada hakekatnya sama dengan prinsip optimasi.

Tampaknya perkembangan ilmu fisika tanpa disadari telah menapak tangga-tangga yang dipetakan oleh agama-agama tradisional. Namun sayangnya, hingga sekarang paradigma sains yang dominan adalah paradigma monisme materialistik, di mana realitas adalah kumpulan partikel-partikel materi yang bergerak dan berinteraksi satu sama lainnya. Dalam paradigma ini substansi fundamental adalah materi, energi hanyalah merupakan aspek dari materi.

Namun, di akhir abad ke duapuluh kita lebih arif, karena mengetahui bahwa manusia bisa mengendalikan struktur-struktur materi dan enegi dalam bentuk komputer melalui perangkat lunak yang fungsinya di atur untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, misalnya komputasi, pengolahan kata dan pengolahan gambar. 


Angka-angka, tulisan dan gambar tentunya bukanlah ranah materi atau pun energi. Seperti halnya program yang membuatnya, dia berada dalam ranah informasi. Sedangkan tujuan-tujuan sebuah program berada di luar ranah informasi dia berada dalam ranah nilai-nilai sang pemrogram atau pemakai program
itu.

Oleh karena itu, tampaknya, keempat alam yang diyakini eksistensinya oleh agama-agama tradisional itu mendapatkan dukungannya dalam model komputer. Materi, energi, informasi dan nilai-nilai itu adalah nama-nama kontemporer untuk keempat alam dalam wawasan agama tradisional. 


Analogi alam semesta dengan komputer akan memungkinkan kita mengidentifikasi benda-benda sebagai perangkat keras alam semesta. Gejala-gejala alam yang selalu melibatkan transformasi energi sebagai proses komputasi. Hukum-hukum alam yang dipenuhi gejala-gejala alam tersebut sebagai program komputasi semesta. Sedangkan nilai-nilai alam semesta berada dalam pikiran sang pemrogram komputer semesta.

Tampaknya Kita dapat membuat tabel realitas secara integral sebagai berikut

----------------------------------------------------
Kategori       Komputer         Alam Semesta
----------------------------------------------------
Sumber         pemrogram        Yang Maha Pencipta
Nilai-nilai    tujuan           Prinsip-prinsip alam
Informasi      program          Hukum-hukum alam
Energi         proses           Gejala-gejala alam
Materi         prosesor         Benda-benda   
-----------------------------------------------------


yang dapat kita sejajarkan dengan matriks struktur realitas menurut agama-agama tradisional yang kita paparkan di atas.

Tampaknya, dengan menyadari kesejajaran hirarki kategori-kategori realitas yang ditemukan sains dengan kategori-kategori komputasi sebuah komputer, maka kita akan dapat menyadari pula akan kesejajaran hirarki tersebut dengan hirarki realitas menurut agama-agama tradisional. 

Dengan demikian kita tidak hanya membenarkan pandangan tentang alam menurut agam kita sendiri, tetapi juga pandangan-pandangan seperti yang dianut oleh agama-agama lain. Yang penting, kesadaran ini tidak hanya memdorong toleransi antar agama, tetapi juga toleransi sains terhadap pandangan-pandangan agama tanpa merendahkan mereka sebagai pandangan subyektif belaka.

Mudah-mudahan dengan kuliah ini saya dapat melepaskan mahasiswa-mahasiswa dari arogansi materialisme keilmuan yang memenjara mereka, sehingga mereka dengan mudah menjadi terjerat oleh konsumptivisme materialistis yang tanpa disadari menjadi agama industrial yang dijajakan oleh media massa secara global melalui tayangan-tayangan mereka. 


Mudah-mudahan pula, dengan demikian, mereka mau kembali menghayati agama-agama tradisional mereka secara terintegrasi dengan pandangan keilmuan mereka. Semoga memang demikianlah adanya.

No comments :