Sunday, November 20, 2016

DIALOG TENTANG BOLA DAN KOTAK

DIALOG TENTANG BOLA DAN KOTAK
Armahedi Mahzar © 2016

Ketika Ki Algo menunjukkan metoda aksiomatik Spencer-Brown bagi aljabar Boole untuk menurunkan kesimpulan suatu silogisme absah, Ni Suiti senang sekali mendapatkan metoda yang sangat mudah, begitu mudahnya sehingga bisa diperlajari oleh anak-anak SMP.
Namun, setelah mencobanya dan mengamati dengan cermat metoda itu, Ni Suiti pun terilhami untuk mensimulasi metoda pembuktian itu dengan sebuah permainan hapus-hapusan gambar . Ketika dia menerangkan permainan itu, dia menggunakan gambar bola warna-warni dan gambar kotak. Dengarkanlah dialog antara kedua kakek nenek itu.

Ki Algo: Apa sih, metoda TK kamu itu?

Ni Suiti:
Ini bukan metoda, tapi sekedar permainan hapus gambar yang ajaib. Permainan ini bisa mensimulasi deduksi suatu silogisme itu benar, bahkan bisa menunjukkan mana silogisme yang salah.

Ki Algo: Permainan TK?

Ni Suiti:
Ya, begitulah. Saya akan pakai gambar bola warna-warni dan gambar kotak untuk memainkannya. Tapi tentu saja gambar bola berwarna bisa diganti dengan mainan apa saja yang mempunyai duplikat seperti misalnya gambar tentara timah. Begitu juga kotak bisa diganti dengan gambar sehelai kertas.

Ki Algo: Pakai saja gambar bola dan gambar kotak saja sebagai contoh. Bagaimana kita menyatakan silogisme JIKA p DAN q, MAKA r. Dalam notasi kurung ini dinyatakan dalam rumus [pq[r]].

Ni Suiti:: p, q dan r kita nyatakan gambar-gambar bola merah, bola hijau dan bola biru. Gambar dari silogisme [pq[r]] adalah


di mana p, q dan r adalah gambar-gambar dari pernyataan kategoris Aristoteles.

Ki Algo:
Bagaimana kita menggambarkan pernyataan-pernyataan kategoris Aristoteles?

Ni Suiti:
Begini saja. Lihat saja susunan bola untuk keempat pernyataan kategoris Aristoteles dalam tabel yang sudah saya bikin ini.






Ki Algo: Bagaimana cara memainkannya?
 
Ni Suiti: Hanya dua tahap, yaitu susun-menyusun alasan dan bongkar-membongkar mencari kesimpulan. Aturan penyusunan sesuai dengan apa yang tertera pada tabel di atas.

Ki Algo:
Aturan pembongkarannya?

Ni Suiti:
Aturan pembongkaran hanya satu, yaitu buang pasangan bola sewarna yang letaknya berseberangan.

Ki Algo:
Berilah contohnya yang kongkret!

Ni Suiti: Inilah silogisme yang dinamai Celarent: KARENA SEMUA b TIDAK c DAN SEMUA a ITU b MAKA SEMUA a TIDAK c. Susunan bola Celarent ada pada bagian kiri gambar di bawah ini

Pembuktian Celarent
Pembuktian dilakukan dengan menghapus gambar dengan 3 aturan penghapusan gambar berikut ini
(1) hapus kotak yang lansung berada dalam kotak yang lebih besar
(2) hapus gambar dalam kotak jika gambar yang sama ada di luar kotak tersebut.
(3) hapus semua gambar yang berada di luar kotak yang kosong.



Dalam pembuktian di atas, kita lakukan aturan (2) dua kali, lalu aturan (3), akhirnya aturan (1)

Ki Algo: Penyimpulan dalam perumusan  saya adalah penghitungan, dalam permainan bola kotak kamu berupa penyederhanaan susunan dengan cara membuang gambar-gambar.

Memang mudah sekali. Bisa diajarkan pada anak TK. Tidak perlu hitung-menghitung. Bagaimana dengan silogisme lain dalam tabel Leibniz.

Ni Suiti: lihat saja tabel gambar berikut ini

Tabel susunan pelambang alasan silogisme absah Leibniz
Lakukan ketiga aturan ini: (1) hapus semua gambar kotak yang langsung dalam kotak, (2) hapus gambar di dalam suatu kotak jika gambar yang sama berada di luar kotak tersebut dan (3) hapus semua gambar yang langsung berada di luar sebuah kotak sehingga akhirnya kita mendapat sebuah kertas kosong.

Ki Algo:
Wah, mudah sekali. Saya tidak pernah membayangkan kalau logika bisa diajarkan pada anak TK.

Ni Suiti:
Tentu saja kita tidak menyebutkan logika pada mereka. Mereka hanya kita ajak bermain dengan aturan-aturan logika tersamar sebagai aturan permainan susun bongkar. Untung-untung aturan itu tertanam di otak mereka sebagai algoritma deduksi silogisme.

Ki Algo:
Bagusnya kamu bikin youtubenya. Mudah-mudahan bisa viral.

Ni Suiti: Insya Allah.

SEPASANG SYAIR LOGIKA


SEPASANG SYAIR LOGIKA
Armahedi Mahzar (c) 2016

SYAIR ARITMETIKA LOGIKA

Ketika Ki Algo menemukan sebuah metoda
di mana TIDAK dilambangkan PLUS SATU MINUS
lalu DAN dilambangkan MINUS SATU PLUS
seperti yang dilakukan George Boole,



sementara pernyataan kategoris Aristoteles
SEMUA anu ITU atau TIDAK begitu
serta SEBAGIAN anu ITU atau TIDAK begitu
semuanya bisa dinyatakan sebagai rumus di mana



SEMUA dilambangkan PLUS SATU MINUS
yang juga merupakan pelambang bagi TIDAK
SEBAGIAN dilambangkan dengan PLUS
yang juga merupakan pelambang bagi ITU,


maka kesimpulan semua silogisme
bisa disimpulkan dengan cara
menggabungkan pelambang kedua alasan
dengan pelambang DAN lalu dihitung



Jika hasil dari perhitungan itu adalah
pelambang pernyataan kategoris
maka silogisme itu pastilah absah
tak mungkin disangkal siapa pun



Contohnya silogisme Barbara
KARENA SEMUA anu ITU begini
DAN SEMUA begini ITU begitu
MAKA SEMUA anu ITU begitu



pelambang bagi gabungan alasannya
adalah +1-anu+begini-1+1-begini+begitu
= +1-anu+begitu yaitu pelambang
bagi kesimpulan SEMUA anu ITU begitu

Begitu pula keduapuluh empat
silogisme absah temuan Leibniz
bisa dibuktikan dengan cara sama:
perumusan aritmetika bagi logika



==========================================
SYAIR POETIKA SILOGISME

Ni Suiti melihat rumus-rumus aritmetika
bagi silogisme yang ditemukan Ki Algo
segera mendapat ilham dalam dunia sastra
mengganti rumus jadi bait-bait syair



Bila rumus-rumus dan operasi aritmetika
disamarkan sebagai adegan-adegan tentang
pangeran, putri, kurcaci dan naga

untuk anu, begitu, begini dan 1



di mana menari pelambang bagi PLUS
dan duduk jadi pelambang bagi MINUS
maka rumus bagi silogisme Barbara
bisa diuntai sebagai bait-bait syair








{ini bait pelambang premis minor}

Seorang kurcaci dan seekor naga
di atas panggung keduanya menari
ditonton oleh seorang pangeran
duduk sendiri di luar gelanggang


{dan bait pelambang penggabung DAN}

Kemudian datanglah seekor naga
segera duduk ikut menonton,
dan menunggu tamu berikutnya yang 

akan datang masuk ke gelanggang

{serta bait pelambang premis major}

Lalu datang putri dan seekor naga
keduanya ke panggung ikut menari
lalu datang lagi seorang kurcaci
yang ikut duduk bersama pangeran,


{inilah bait pelambang deduksi}

Tiba-tiba naga yang duduk menonton
bangkit menyerang naga penari
keduanya pun segera berkelahi
menghilang setelah keduanya mati


Namun kemudian kurcaci yang duduk 
bangkit mengajak kurcaci penari
untuk keluar dari dalam gelanggang
keduanya menghilang ke dalam hutan


{dan ini bait pelambang konklusi}

Tinggal pangeran duduk sendiri
menonton sang puteri dan naga
yang sedang menari bersama-sama
bergembira sambil beryanyi-nyanyi


{akhirul kata}

Itulah kisah yang diceritakan
oleh Ni Suiti pada Si Ome cucunya
untuk mengajarkan silogisme Barbara.
begitulah alur ceritanya.