MINANGA TAMWAN
Prof.Dr.Poerbatjaraka mengatakan bahwa nama Minangkabau berasal dari kata dalam bahasa Sangsekerta yaitu Minanga Tamwan. Kata-kata ini terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit .
Prasasti Kedukan Bukit adalah prasasti yang menceritakan tentang kisah perluasan wilayah Minanga Tamwan. Yaitu perluasan wilayah yang bermula dari kemenangan utusan Raja Minanga Tamwan yang dipimpin Datuk Cribijaya (Dt.Sibijayo, Panglima Perang Minanga Tamwan) melawan Bajak Laut yang banyak meresahkan masyarakat di sekitar Sungai Palembang (Sungai Musi) sekarang.
Dalam prasasti ini disebutkan ,
- •Swasti, Cri Cakawarsatita 605 ekudaci cu-
- •KlapaksawulanWaicakhaDapuntaHyangnaik di
- •samwaumengalapsiddhayatrasisaptamicuklapaksa
- •wulanJyesthaDapuntaHyangmarlapasdariMinanga
- •Tamwanmamawa yang waladualaksadangankoca
- •duaratuscara di samwaudanganjalansariwu
- •tluratussapuluduawanyaknyadatang di mukhaUoano
- •sukhacitta di pancamicuklapaksawulanasada
- •laghumuditadatangmarwuatwanua
- •Criwijayajayasiddhayatrasubniksa
Terjemahannya
Selamat, bahagia, SuksesTahunsakaberlalu 406 harikesebelas
•ParoTarangbulanWaisakadapuntahyangnaik di
•perahumelakukanperjalananpadahariketujuhparohterang
•bulanjestaDapuntahyangberangkatdariMinanga
•Tamwanmembawabalatentaradualaksadenganperbekalan
•duaratuskolidiperahudenganberjalanseribu
•tigaratusduabelasbanyaknya. Datang di mukhaupang
•sukacita di harikelimaparuhterangbulanasada
•legagembiradatangmembuatwanua……
•perjalananjayaSriwijayaberlangsungsempurna (membawakemakmuran)…..
Selamat, bahagia, SuksesTahunsakaberlalu 406 harikesebelas
•ParoTarangbulanWaisakadapuntahyangnaik di
•perahumelakukanperjalananpadahariketujuhparohterang
•bulanjestaDapuntahyangberangkatdariMinanga
•Tamwanmembawabalatentaradualaksadenganperbekalan
•duaratuskolidiperahudenganberjalanseribu
•tigaratusduabelasbanyaknya. Datang di mukhaupang
•sukacita di harikelimaparuhterangbulanasada
•legagembiradatangmembuatwanua……
•perjalananjayaSriwijayaberlangsungsempurna (membawakemakmuran)…..
•
sumber: http://www.pustakasekolah.com/menerjemahkan-isi-prasasti-kedudukan-bukit-682-m.html#ixzz2iNYxzYfb
sumber: http://www.pustakasekolah.com/menerjemahkan-isi-prasasti-kedudukan-bukit-682-m.html#ixzz2iNYxzYfb
Semua ini dituangkan Prof.Dr.Poerbacaraka dalam bukunya Riwayat Indonesia I. Hanya saja di manakah letak daerah Minanga Tamwan itu, hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Menurut keterengan Prof.Dr.Poerbacaraka yang disebut Minanga Tamwan itu adalah daerah yang terletak di antara dua Sungai Besar yang bertemu.
Sebagian ahli ada yang menduga bahwa dua sungai besar itu adalah Kampar Kiri dan Kampar Kanan. Namun bila yang dimaksud adalah Sungai Kampar Kiri dan Kam¬par Kanan, maka kemungkinan besar daerah tersebut ada di sekitar Muara Takus.
MANANG KABWA
Mpu Prapanca dalam NegaraKertagama (1386 Masehi)
menuliskan dalam Pupuh XIII bahwa negara bawahan Majapahit di antaranya
Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksni Malayu ning Jambi mwang Palembang karitang i Teba len Dharmmacraya tumut
Kandis Kahwas Manangkabwa ri Si yak i Rekan Kampar mwang Pane Kampe Hars atahwe Mandahiling i Tumihang Parllak mwang i Barat
artinya
Aspek pulau segala macam: yang utama adalah yang milik negeri Malayu: yaitu Jambi dan Palembang, Karitang, Teba, di sisi lain Dharmashraya bersama mereka, Kandis, Kahwas, Manangkabwa, Siyak, Rekan , Kampar dan Pane, Kampe, Haru, dan Mandahiling juga, Tumihang, parlak dan Barat.
MANANGKABWA
Empat abad sesudah itu pangeran Wangsakerta pada tahun 1682 masehi, di kesultanan Cirebon, mengkoordinasi sebuah panitia terdiri dari para tokoh bebagai agama dan berbagai negeri di Nusantara untuk menuliskan naskah Carita Parahyangan
. yang meliputi naskah Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara Dalam naskah itu beliau menuliskan bahwa pada zaman kejayaan Kediri (1042 - 1222.) pra Majapahit, Minangkabwa berada sebagai negara bawahan Sriwijaya. (ransliterasi teks dan terjemahan oleh Mamat Ruhimat, S.S. adalah sebagai berikut
dari Bumi Bharata
Dalam Hikayat Raja-raja Pasai dikisahkan bahwa
DARI KATA PINANG KHABU
Prof. Herman Neubronner Van der Tuuk , seorang profesor kebangsaan Belanda mengatakan bahwa Minangkabau merupakan Pinang Khabu. Yaitu tanah pangkal, tanah asal atau tanah leluhur.. Pendapat ini dikuatkan pula oleh pernyataan Thomas Stanford Raffles, seorang ahli kebangsaan Inggris yang pernah menjabat Gubernur Jenderal Inggris di Indonesia pada tahun 1811 hingga 1818.
Pernyatan ini tertuang di dalam kete¬rangan¬nya setelah melakukan penjelajahan ke berbagai pelosok nagari dan hutan-hutan di wilayah Suma¬tera Tengah. Dalam sebuah catatannya Raffles menyatakan bahwa : “…. Di sini kita menemukan bekas-bekas suatu kerajaan besar (Minangkabau) yang namanya hampir-hampir tidak kita kenal sama sekali, tetapi sangat nyata merupakan tempat asal bangsa-bangsa Melayu yang bertebaran di Kepulauan Nusantara.”
Pernyataan bahwa Minangkabau merupakan tanah asal ini didukung pula oleh banyak data dan fakta. Apalagi semua suku bangsa Melayu menurut sejarah memang berasal dari Minangkabau. Seperti Melayu Riau, Jambi, Deli, Aceh, Palembang, Melayu Semenanjung, Kalimantan, dan Bugis. Bahkan Suku Kubu, Sakai, Talang Mamak, Suku Anak Laut di Selat Malaka, dll, mengaku berasal dari Minangkabau.
Bukti lain tentang hal ini misalnya seperti pengakuan yang terpahat menjadi prasasti di makam Seri Sultan Tajuddin di Brunai yang antara lain berbunyi sebagai berikut :
“Maka Seri Sultan Tajuddin memerintah¬kan kepada Tuan Haji Khatib Abdul Latif supaya me
¬nerangkan silsilah ini agar diketahui anak cucu, raja yang mempunyai tahta kerajaan di Negara Bru¬nai Darussalam turun-temurun yang meng¬ambil pusaka nobat negara dan genta alamat dari negeri Johor Kamalul Maqam, yang mengambil pusaka nobat negara dan alamat dari Minangkabau nagari Andalas…dst”.
Parasasti ini menggambarkan bahwa orang-orang Melayu yang berada di Semenanjung Malaysia sekarang juga berasal dari Minangkabau. Misalnya seperti yang di Johor, Selangor, Malaka, Pahang, dll. Bahkan sampai ke generasi yang paling akhir, yaitu yang kemudian menghuni Negeri IX. Menurut sejarah, umumnya mereka ini menyeberang Selat Malaka setelah melewati aliran Batang Rokan dan Batang Kampar.
MENON COBOS
Menurut Prof.Dr.Syed Muhammad Hussain Nainar , seorang guru besar di Universitas Madras. Menurutnya kata Minangkabau berasal dari kata Menon Cobos. Menon Cobos artinya adalah tanah mulia atau tanah murni. Dianggap sebagai tanah mur¬ni atau tanah mulia karena daerah ini juga dianggap sebagai tempat asal para leluhur orang-orang Melayu.
BINANGA KANVAR
Menurut Prof.Sutan Muhammad Zain kata Minangkabau berasal dari Binanga Kanvar. Binanga Kanvar artinya adalah muara Sungai Kampar. Menurutnya di Muara Sungai Kampar inilah bermulanya kera¬jaan Minangkabau.
Pendapat lain yang senada dengan Prof.Sutan Muhammad Zain adalah pernyataan seorang kebangsaan Cina yang bernama Chan Yu Kua. Pernyataan ini ia tuliskan di dalam catatan perjalanannya. Di dalam catatan itu ia menerangkan bahwa sewaktu ia pernah datang ke Muara Kampar pada abad ke 13. Dijelaskannya bahwa di Muara Kampar itu didapatinya sebuah bandar dagang yang paling ramai di pusat Pulau Sumatera.
Catatan ini mengingatkan kita pada catatan serupa dari pendahulunya, I-Tsing beberapa abad sebelumnya.
MINA KAMBWA
Yulfian Azrial , 2011 melihat bahwa kata Minangkabau juga bisa berasal dari istilah dalam bahasa Sanskerta, yaitu kata Mina Kambwa. Mina Kambwa artinya negeri Pilar Naga atau negeri Pilar Langit yang terdiri dari deretan Gunung Berapi.
Dari segi etimologi, kata mina dalam Bahasa Sanskerta berarti Naga. Dalam kisah-kisah Hindu Kuno, istilah Mina atau Naga sering digambarkan sebagai simbol dari gugusan gunung berapi yang terdapat di pegunungan Bukit Barisan sekarang. Sedangkan Kambwa atau Skambwa berati pilar atau semacam tiang penyangga langit. Jadi Mina Kambwa artinya tiang atau pilar penyangga langit yang terdiri dari gugusan gunung berapi.
Istilah Mina Kambwa ini sering disebut dalam mandala-mandala Hindu. Dalam mandala-mandala Hindu seperti dalam Shri Yantra dan Kalachakra Mandala, deretan gunung merapi di gugusan pegunungan bukit barisan ini sering disebut sebagai Gunung Meru atau Gunung Suci sorga. Gunung yang terbesar dan tertinggi disebut Gunung Mahameru yang sering dilambangkan dengan piramida besar. Gunung ini oleh sebagian besar ahli diduga adalah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 11.600 SM.
menuliskan dalam Pupuh XIII bahwa negara bawahan Majapahit di antaranya
Lwir ning nusa pranusa pramuka sakahawat ksni Malayu ning Jambi mwang Palembang karitang i Teba len Dharmmacraya tumut
Kandis Kahwas Manangkabwa ri Si yak i Rekan Kampar mwang Pane Kampe Hars atahwe Mandahiling i Tumihang Parllak mwang i Barat
artinya
Aspek pulau segala macam: yang utama adalah yang milik negeri Malayu: yaitu Jambi dan Palembang, Karitang, Teba, di sisi lain Dharmashraya bersama mereka, Kandis, Kahwas, Manangkabwa, Siyak, Rekan , Kampar dan Pane, Kampe, Haru, dan Mandahiling juga, Tumihang, parlak dan Barat.
MANANGKABWA
Empat abad sesudah itu pangeran Wangsakerta pada tahun 1682 masehi, di kesultanan Cirebon, mengkoordinasi sebuah panitia terdiri dari para tokoh bebagai agama dan berbagai negeri di Nusantara untuk menuliskan naskah Carita Parahyangan
. yang meliputi naskah Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara Dalam naskah itu beliau menuliskan bahwa pada zaman kejayaan Kediri (1042 - 1222.) pra Majapahit, Minangkabwa berada sebagai negara bawahan Sriwijaya. (ransliterasi teks dan terjemahan oleh Mamat Ruhimat, S.S. adalah sebagai berikut
- /32/ i bhumi nusantara bang wétan/
- pantara ning kacakrawartyan
- rājya çriwijaya/
- athawa rājya-rā-
- 5 jyékang ri séwaka ri
- rājya çriwijaya yatiku/
- tringgano/ pahang/
- langkasuka/ kalantan
- jelutung/ sémwang/ ta-
- 10 mralingga/ ghrahi/ palémbang/
- lamuri/ jambi/ dharmmaçraya/
- kandis kahwas
- batak/ minangkabwa/
- ri siyak ro-
- 15 kan1 kampar/ pané/
- kāmpéharw athawa
- mandahiling/ tumihang/
- parllāk mwang i
- barat lwas samu-
- 20 dra/ mwang i lamuri/ batan
- lampung/ barus
- kumwa juga jawa
- /33/ kulwan i bhumi sunda yatiku
- mandala hanéng bang kulwan
- i cimanuk nadi/ athawa
- sawétan ing cita-
- 5 rum nadi mangulwan///
- 32/ di Bumi Nusantara sebelah
- timur. Di antara kekuasaan
- Kerajaan Sriwijaya
- atau kerajaan-kerajaan
- 5 yang takluk kepada
- Kerajaan Sriwijaya adalah
- Tringgano, Pahang,
- Langkasuka, Kalantan,
- Jelutung, Semwang, Ta-
- 10 mralingga, Ghrahi, Palembang,
- Lamuri, Jambi, Dharmasraya,
- Kandis, Kahwas,
- Batak, Minangkabwa,
- Siyak, Ro-
- 15 kan, Kampar, Pane,
- Kampeharw atau
- Mandahiling, Tumihang,
- Parllak, dan di
- barat Lwas Samu-
- 20 dra, dan di Lamuri, Batan,
- Lampung, Barus,
- termsuk juga Jawa
- /33/ Barat di Bumi Sunda yaitu
- daerah yang berada di sebelah
- barat Sungai Cimanuk, atau
- di sebelah timur Sungai Citarum
- 5 ke sebelah barat.
dari Bumi Bharata
MENANG KERBAU
Dalam Hikayat Raja-raja Pasai dikisahkan bahwa
- Ratu Majapahit mengerah Perdana Menteri , Patih Gajah Mada menakluk semua negara jiran , tunduk dan membayar ufti ke Majapahit. Kerajaan Periaman enggan berbuat demikian Ratu Majapahit mahu berlaga kerbau dengan kerbau Periaman dengan pertaruhan ' Jika kerbau Majapahit kalah orang Jawa akan memakai kain cara perempuan. Sebaliknya jika kerbau Periaman kalah , kerajaan Periaman takluk di bawah Majapahit'.
- Patih Suatang dan Patih Ketemenggungan menggunakan taktik kotor bagi menewaskan Majapahit dalam laga kerbau itu. Mereka mempertaruhkan anak kerbau kecil yang lapar susu berhari-hari lamanya. Semasa hari laga kerbau, kerbau Periaman menghisap pelir kerbau Majapahit kerana ia lapar susu. Majapahit diisytiharkan kalah dan dijamu dengan air buluh rencong. Semasa pesta jamuan perpisahan itu, ramai askar Majapahit telah ditikam dengan buluh rencong .
- Kerajaan Periaman ditukar nama menjadi Minangkabau yang bermaksud 'menang laga kerbau'.
DARI KATA PINANG KHABU
Prof. Herman Neubronner Van der Tuuk , seorang profesor kebangsaan Belanda mengatakan bahwa Minangkabau merupakan Pinang Khabu. Yaitu tanah pangkal, tanah asal atau tanah leluhur.. Pendapat ini dikuatkan pula oleh pernyataan Thomas Stanford Raffles, seorang ahli kebangsaan Inggris yang pernah menjabat Gubernur Jenderal Inggris di Indonesia pada tahun 1811 hingga 1818.
Pernyatan ini tertuang di dalam kete¬rangan¬nya setelah melakukan penjelajahan ke berbagai pelosok nagari dan hutan-hutan di wilayah Suma¬tera Tengah. Dalam sebuah catatannya Raffles menyatakan bahwa : “…. Di sini kita menemukan bekas-bekas suatu kerajaan besar (Minangkabau) yang namanya hampir-hampir tidak kita kenal sama sekali, tetapi sangat nyata merupakan tempat asal bangsa-bangsa Melayu yang bertebaran di Kepulauan Nusantara.”
Pernyataan bahwa Minangkabau merupakan tanah asal ini didukung pula oleh banyak data dan fakta. Apalagi semua suku bangsa Melayu menurut sejarah memang berasal dari Minangkabau. Seperti Melayu Riau, Jambi, Deli, Aceh, Palembang, Melayu Semenanjung, Kalimantan, dan Bugis. Bahkan Suku Kubu, Sakai, Talang Mamak, Suku Anak Laut di Selat Malaka, dll, mengaku berasal dari Minangkabau.
Bukti lain tentang hal ini misalnya seperti pengakuan yang terpahat menjadi prasasti di makam Seri Sultan Tajuddin di Brunai yang antara lain berbunyi sebagai berikut :
“Maka Seri Sultan Tajuddin memerintah¬kan kepada Tuan Haji Khatib Abdul Latif supaya me
¬nerangkan silsilah ini agar diketahui anak cucu, raja yang mempunyai tahta kerajaan di Negara Bru¬nai Darussalam turun-temurun yang meng¬ambil pusaka nobat negara dan genta alamat dari negeri Johor Kamalul Maqam, yang mengambil pusaka nobat negara dan alamat dari Minangkabau nagari Andalas…dst”.
Parasasti ini menggambarkan bahwa orang-orang Melayu yang berada di Semenanjung Malaysia sekarang juga berasal dari Minangkabau. Misalnya seperti yang di Johor, Selangor, Malaka, Pahang, dll. Bahkan sampai ke generasi yang paling akhir, yaitu yang kemudian menghuni Negeri IX. Menurut sejarah, umumnya mereka ini menyeberang Selat Malaka setelah melewati aliran Batang Rokan dan Batang Kampar.
MENON COBOS
Menurut Prof.Dr.Syed Muhammad Hussain Nainar , seorang guru besar di Universitas Madras. Menurutnya kata Minangkabau berasal dari kata Menon Cobos. Menon Cobos artinya adalah tanah mulia atau tanah murni. Dianggap sebagai tanah mur¬ni atau tanah mulia karena daerah ini juga dianggap sebagai tempat asal para leluhur orang-orang Melayu.
BINANGA KANVAR
Menurut Prof.Sutan Muhammad Zain kata Minangkabau berasal dari Binanga Kanvar. Binanga Kanvar artinya adalah muara Sungai Kampar. Menurutnya di Muara Sungai Kampar inilah bermulanya kera¬jaan Minangkabau.
Pendapat lain yang senada dengan Prof.Sutan Muhammad Zain adalah pernyataan seorang kebangsaan Cina yang bernama Chan Yu Kua. Pernyataan ini ia tuliskan di dalam catatan perjalanannya. Di dalam catatan itu ia menerangkan bahwa sewaktu ia pernah datang ke Muara Kampar pada abad ke 13. Dijelaskannya bahwa di Muara Kampar itu didapatinya sebuah bandar dagang yang paling ramai di pusat Pulau Sumatera.
Catatan ini mengingatkan kita pada catatan serupa dari pendahulunya, I-Tsing beberapa abad sebelumnya.
MINA KAMBWA
Yulfian Azrial , 2011 melihat bahwa kata Minangkabau juga bisa berasal dari istilah dalam bahasa Sanskerta, yaitu kata Mina Kambwa. Mina Kambwa artinya negeri Pilar Naga atau negeri Pilar Langit yang terdiri dari deretan Gunung Berapi.
Dari segi etimologi, kata mina dalam Bahasa Sanskerta berarti Naga. Dalam kisah-kisah Hindu Kuno, istilah Mina atau Naga sering digambarkan sebagai simbol dari gugusan gunung berapi yang terdapat di pegunungan Bukit Barisan sekarang. Sedangkan Kambwa atau Skambwa berati pilar atau semacam tiang penyangga langit. Jadi Mina Kambwa artinya tiang atau pilar penyangga langit yang terdiri dari gugusan gunung berapi.
Istilah Mina Kambwa ini sering disebut dalam mandala-mandala Hindu. Dalam mandala-mandala Hindu seperti dalam Shri Yantra dan Kalachakra Mandala, deretan gunung merapi di gugusan pegunungan bukit barisan ini sering disebut sebagai Gunung Meru atau Gunung Suci sorga. Gunung yang terbesar dan tertinggi disebut Gunung Mahameru yang sering dilambangkan dengan piramida besar. Gunung ini oleh sebagian besar ahli diduga adalah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 11.600 SM.