Catatan ketiga Umrah 2012
Armahedi Mahzar (c) 2012
Jika catatan pertama berbicara tentang
hal-hal material dan catatan kedua tentang
yang spiritual dan yang sosial, maka
catatan kali ini bersifat personal. Aku akan bercerita tentang kisah-kisah
yang unik sekitar umrah kami kali ini,
dari mana aku bisa mengambil sejumlah
hikmah tentang kehidupan. Aku ingin
berbagi sedikit tentang pembelajaranku
selama umrah 2012 yang kujalani.
Ketika pulang dari Mekah, aku "gembira" karena ada sogok-sogokan preman Indonesia pada askar Arab yg jaga hajarul aswad. Menurut guide ku di Jeddah, ada lima orang preman yang bisa membantu dengan cara bersama-sama membuat lingkaran manusia pelindung bagi jemaah Indonesia yang mau membayar buat cium hajarul aswad. Harganya justru dinego setelah ciuman berhasil. Kata guide ku harganya biasanya 1000 real alias 2,5 juta rupiah. Akan tetapi, sepasang suami istri dari Makassar di rombonganku bisa bayar hanya 100 ribu rupiah satu orang, padahal diminta 500 ribu rupiah perorang, dengan bilang "Hanya segitu saya bisa bantu kamu. Kalau kamu tadi bilang mau bantu, kok sekarang jadi menentukan jumlah uang yang kau minta. Itu pemerasan dong" .... Ketika kukatakan mengapa askar penjaga Ka'bah bisa melewatkan kong-kalingkong yang nyata tampak dari posisinya. Jawab guide saya: "Si askar pun dapat bagian. Mendengar semua itu aku sedih sebenarnya.. Bagaimana mungkin budaya sogok-menyogok Indonesia bisa menembus jantung spiritualitas ummat Islam yaitu hajarul aswad di Ka'bah di Mekkah. Ini sih menurutku tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat meskipun Tak ada hadisnya :( atau ini adalah hadisku bukan hadis nabi :) Tetapi aku berharap apa yang kudengar hanyalah cerita-cerita khayal belaka.
Begitulah kisah-kisah kecilku yang kuperoleh dari perjalanan spiritualku ke haramain pada bula April 2012 ini, Mudah-mudahan kisah ini cukup berharga untuk dibagikan pada anda pembaca-pembaca blog yang setia. Mudah-mudahan.
Kisah pertama tentang seorang Turis di Masjid Nabawi.
Inilah kisah masjidil nabawi dan seorang turis dari Indonesia. sang turis baru datang malam itu di hotel di kota madinah. Besok paginya, dia pergi jalan ke mesjid nabi untuk eksplorasi dan membuat peta perjalanan agar dia tak sesat nanti pulangnya. Dia masuk masjid dan terheran-heran karena masjid itu jauh lebih lebar dari pada yang pernah dimasukinya 10 tahun sebelumnya ketika haji. Dia pun sempat minum air zam zam yg disediakan gratis di masjid. Anehnya, ketika pulang ke hotel dia masih saja tersesat. Bahkan dia terjatuh, walaupun hanya terluka kecil. Ketika akhirnya dia sampai ke hotel melapor hasil eksplorasinya pada istrinya, istrinya pun berkata: "Itu laaah. Makanya kamu disentil Tuhan sehingga jatuh... masak masuk rumah Tuhan tanpa sholat tahiyatul masjid bagaikan turis saja." Itulah kisah yang memalukan tentang si turis yang sebenarnya tak lain adalah aku sendiri. Yang kupetik hikmahnya: kita tak boleh melupakan salat wajib yang sebenarnya adalah tahiyat memasuki masjidNya yang sangat besar yaitu kehidupan itu sendiri setiap hari.Kisah kedua ini tentang Hajarul Aswad.
Ketika pulang dari Mekah, aku "gembira" karena ada sogok-sogokan preman Indonesia pada askar Arab yg jaga hajarul aswad. Menurut guide ku di Jeddah, ada lima orang preman yang bisa membantu dengan cara bersama-sama membuat lingkaran manusia pelindung bagi jemaah Indonesia yang mau membayar buat cium hajarul aswad. Harganya justru dinego setelah ciuman berhasil. Kata guide ku harganya biasanya 1000 real alias 2,5 juta rupiah. Akan tetapi, sepasang suami istri dari Makassar di rombonganku bisa bayar hanya 100 ribu rupiah satu orang, padahal diminta 500 ribu rupiah perorang, dengan bilang "Hanya segitu saya bisa bantu kamu. Kalau kamu tadi bilang mau bantu, kok sekarang jadi menentukan jumlah uang yang kau minta. Itu pemerasan dong" .... Ketika kukatakan mengapa askar penjaga Ka'bah bisa melewatkan kong-kalingkong yang nyata tampak dari posisinya. Jawab guide saya: "Si askar pun dapat bagian. Mendengar semua itu aku sedih sebenarnya.. Bagaimana mungkin budaya sogok-menyogok Indonesia bisa menembus jantung spiritualitas ummat Islam yaitu hajarul aswad di Ka'bah di Mekkah. Ini sih menurutku tanda-tanda bahwa kiamat sudah dekat meskipun Tak ada hadisnya :( atau ini adalah hadisku bukan hadis nabi :) Tetapi aku berharap apa yang kudengar hanyalah cerita-cerita khayal belaka.
Kisah ketiga lagi-lagi hajarul aswad.
Badanku kurus, umurku lansia. jadi aku tak berminat untuk berjuang mati-matian demi mencium hajarul aswad. Besanku juga lansia, tapi dia pensiunan marinir. Oleh karena itu, dia pun ikut berjuang bermula dengan salat sunat dan berdoa terlebih dulu sehingga berhasil memasukkan kepalanya ke lubang wadah sang batu hitam. Namun dia tertegun, karena melihat bekas-bekas lipstick menghiasi sang batu. Dia pun jengah, tak jadi mencium sang batu suci. Namun dielus-elusnya lah sang batu dan dia pun cukup puas. Jabat Tangan Tuhan cukuplah, tanpa cium TanganNya, katanya. Aku iri, tetapi kupikir dia sebenarnya hanya menyentuh ujung jariNya. Biarlah kubiarkan seluruh hidupku tenggelam dalam genggamanNya :) untuk kepuasan tiada tara....Kisah keempat masih tentang hajarul aswad.
Kisah ini adalah sebuah kisah seorang pemuda di hotel Jeddah. Badannya tegap, perawakannya tinggi, rambutnya lebih gondrong daripada rambutku. Katanya dia punya strategi jitu untuk bisa mencium sang batu suci. Dipakainya jubah putih dan sorban arab menyamar jadi petugas keamanan Arab. Dia teriak "haji ... haji" dan menerabas lautan manusia hingga berhasil mencapai sudut hajarul aswad. Namun belum sampai bibirnya mencium batu idamannya, sebuah tangan menarik kepalanya dan dia tak bisa lagi mencapai sang batu. Untunglah dia cepat sadar, lalu dia solat tobat mohon diberiNya kesempatan mencium hajarulaswad. Dia mencoba lagi menciumnya, kali ini tanpa meniru-niru askar, dan dia berhasil. Mendengar kisah itu, aku menyesal. kalau saja aku tidak minder karena badan tua lemah dan solat memohon padaNya, mungkin saja aku bisa juga mencium hajarul aswad. Namun kupikir sebenarnya kita telah mengecupNya ketika telah mengisi kehidupan yang tak lain dari bibirNya jika kita selalu hidup dengan ikhlas berbakti padaNya dan ridha menerima karuniaNya apapun bentuknya...Begitulah kisah-kisah kecilku yang kuperoleh dari perjalanan spiritualku ke haramain pada bula April 2012 ini, Mudah-mudahan kisah ini cukup berharga untuk dibagikan pada anda pembaca-pembaca blog yang setia. Mudah-mudahan.
2 comments :
Sumber gambarnya kok dari bible.ca Bang hehe
Nice report, anyway.
zulfahmi
gak dapat sumber lain sih
Post a Comment