Thursday, May 28, 2015

Chappie

Chappie



Kemarin saya membeli DVD bajakan berjudul Chappie di toko DVD favorit saya. Saya tertarik karena pada covernya terpampang foto sebuah robot. Saya mengira film ini akan membosankan karena mirip-mirip cerita Robocop yang ujung-ujungnya penjahat kalah oleh robot polisi. Ternyata saya salah. Berikut ini terjemahan sinopsis yang ada di Wikipedia. Seperti semua film, skenarionya punya rumus klise: konflik->komplikasi->klimaks->antiklimaks

Konflik: Dua Engineer 

 

Menanggapi tingkat kejahatan yang mencapai rekor tinggi di Johannesburg, pemerintah Afrika Selatan melakukan pembelian satu skuadron state-of-the-art robot polisi, dengan senjata berlapis baja dari produsen senjata Tetravaal, yang dikembangkan oleh Deon Wilson.

Sebuah proyek bersaing dalam pabrik Tetravaal adalah MOOSE yang bisa dikendalikan dari jarak jauh, dikembangkan oleh tentara-berubah-jadi-engineer Vincent Moore. Karena Deon dipuji untuk sukses Tetravaal, Vincent cemburu ketika polisi tidak mau memberikan perhatian yang sama pada robot raksasa dengan platform senjata berat yang dirancangnya.

Di rumahnya, Deon menciptakan prototipe  kecerdasan buatan yang meniru pikiran manusia sampai ke titik perasaan emosi dan memiliki pendapat, tapi Tetravaal CEO Michelle Bradley  menolak untuk membiarkan dia menguji AI pada robot polisi.

Tidak dapat dipengaruhi, Deon mencuri sebuah robot baru yang rusak sebelum dihancurkan dan menempatkannya dalam mobil van, bersama dengan "kunci penjaga" yang diperlukan untuk memperbarui perangkat lunak robot.

Komplikasi: Gangster

 

Malangnya, dalam perjalanan pulang, ia diculik oleh sekelompok gangster, Ninja, Yolandi, dan Amerika, yang mengancam akan membunuhnya kecuali jika dia memprogram ulang robot polisi menjadi robot penjahat yang bekerja bagi mereka.

Deon menginstal perangkat lunak baru ke dalam robot yang rusak. Robot itu merespon dengan teror seperti seorang anak kecil pada saat powering up. Deon dan Yolandi menenangkan robot, lalu mengajarkan kata-kata dan memanggilnya sebagai "Chappie" . Meskipun Deon ingin tinggal dengan robot, Ninja memaksa dia keluar dari tempat persembunyian mereka.

Geng Ninja hanya memiliki beberapa hari untuk membayar utang sebesar 20 juta rand pada Hippo (Brandon Auret), seorang gangster yang kuat. Yolandi melihat Chappie sebagai anak yang mendambakan seorang ibu, tapi Ninja tidak sabar dengan perkembangannya karena kedua batas waktu yang akan datang untuk utang dan baterai tak tergantikan Chappie ini habis, memberinya hari untuk hidup.

Ninja mencoba untuk melatih Chappie menjadi gangster dengan meninggalkan dia untuk mengurus dirinya sendiri di lingkungan yang berbahaya. Setelah terluka oleh preman, ia diikuti oleh Vincent, yang berencana untuk menonaktifkan semua senjata Tetravaal kecuali MOOSE. Vincent berhasil ekstrak kunci penjaga untuk digunakan sendiri. Chappie berhasil lolos dan kembali ke tempat persembunyian itu.

Yolandi menegur Ninja atas penganiayaan tersebut, tetapi ia berhasil mendapatkan maaf Chappie dengan cara melatih Chappie dalam seni bela diri dan penanganan senjata. Ninja dan Amerika mentrik Chappie untuk mencuri mobil bagi mereka, dengan cara berbohong bahwa mereka perlu uang untuk menggantikan tubuh Chappie yang sekarat.

Klimaks: Pertempuran antar Gangster

 

Di Tetravaal, Vincent menggunakan kunci penjaga untuk meng-upload virus mematikan semua robot polisi termasuk Chappie.

Penjahat Johannesburg segera memulai kerusuhan di jalan-jalan, dan Deon membawa Chappie ke pabrik Tetravaal untuk memperbaikinya. Setelah direstart, Chappie mengambil helm yang digunakan untuk mengontrol MOOSE.

Di tempat persembunyian Ninja, Chappie, setelah belajar dari internet, berhasil merekayasa helm itu sehingga dia bisa mentransfer kesadarannya ke dalam memori komputer. Dengan demikian, dia dapat mengganti tubuhnya ketika dia mati kelak. Bahkan dia berhasil mentransfer kesadaran Yolandi juga kedalam memori komputer. 

Geng Ninja menggunakan Chappie untuk menyerang mobil van polisi lalu mencuri uang, yang kemudian tertangkap di kamera media Televisi. Hal ini mendorong Tetravaal untuk mengejar Chappie. Ketika Chappie kemudian mengetahui bahwa rencana Ninja untuk memperoleh tubuh robot itu sebenarnya bohong, dia mempersiapkan rencana untuk membunuh Ninja karena pengkhianatannya.

Namun, Deon tiba untuk memperingatkan mereka bahwa Michelle Bradley telah memerintahkan untuk menghancurkan tubuh Chappie. Pada saat itu, robot MOOSE (yang dikendalikan dari jauh oleh Vincent) telah diluncurkan dan diperintah untuk membunuh Deon dan Chappie yang sedang berada di tempat persembunyian Ninja.

Sementara itu, Hippo juga datang ke tempat yang sama untuk menagih utang. Dalam pertempuran berikutnya Amerika dan Hippo tewas . Sementara Deon yang terluka parah. Ketika Ninja akan dibunuh, Yolandi mengorbankan dirinya untuk

menyelamatkannya. Chappie berhasil menghancurkan MOOSE dengan meledakkan Moose dengan bom.

Antiklimaks: Lahirnya Robot-robot Berkesadaran Manusia

 

Marah dengan kematian Yolandi ini, Chappie membawa Deon kembali ke pabrik. Di sana dia berhasil menewaskan Vincent. Dia kemudian mentransfer kesadaran Deon yang sedang sekarat kedalam sebuah chip memori robot melalui  helm pengendali MOOSE yang sudah dimodifikasi. Ketika baterai Chappie mati, Deon yang sekarang-robot mentransfer kesadaran Chappie menjadi sebuah robot polisi lain yang nonaktif berada di dekatnya.

Robot Deon dan Chappie pun bersembunyi karena polisi menghentikan kontrak mereka dengan Tetravaal. Ketika melayat kematian ke persembunyian Ninja, mereka menemukan flash drive ditandai "Backup Uji  Kesadaran Mommy", yang berisi kesadaran Yolandi dicopy oleh Chappie pada saat uji coba perangkat pada dirinya. Chappie meretas fasilitas manufaktur Tetravaal, membangun
sebuah robot yang mirip Yolandi, lalu mengunggah isi drive kedalamnya.

Refleksi: Masa Depan Manusia?

Film ini mendramatisir isu singularitas teknologi yang dicanangkan Ray Kurzweil, kepala divisi AI Google, di mana mesin-mesin bisa menjadi sadar seperti halnya manusia. Aplikasi mesin-mesin cerdas itu tergantung pada keinginan si pembuat mesin. 
Namun karena cerdas, karakternya bisa menjadi negatif tergantung lingkungan pembelajarannya. Yang menarik dalam film ini, nurani sang produsen bisa ditransfer ke sang robot berkesadaran manusia, sehingga robot pun bisa mengenal pembalasan dendam.

Tapi, yang paling menarik adalah imajinasi sang penulis skenario bahwa kesadaran orang mati bisa ditransfer ke dalam memori robot-robot, sehingga manusia bisa abadi di dalam tubuh robot-robot cerdas, secara estafet. Itulah akhir cerita film. Dan imajinasi kita bisa membayangkan bahwa, di masa depan, akhirnya robot-robot menggantikan manusia sebagai penguasa bumi. Inikah masa depan manusia? :(

1 comment :

KISAH SUKSES IBU HERAWATI said...
This comment has been removed by a blog administrator.