KALKULUS ELEKTIF BOOLE
Armahedi Mahzar © 2013
Sampai kemarin,
saya mengira metoda Graf Eksistensial Charles Sanders Peirce
dan aljabar bentuk dari George Spencer-Brown adalah cara termudah untuk membuktikan keabsahan sebuah silogisme kategoris. Bahkan, saya telah menjadi sangat berbahagia ketika akhirnya bisa menyederhanakan metoda graf eksistensial. Namun, ternyata perkiraan itu sama sekali salah. Metoda aljabar yang ditemukan George Boole , sang penemu aljabar logika di abad ke-19 yang lalu, sebenarnya adalah metoda yang paling mudah.
dan aljabar bentuk dari George Spencer-Brown adalah cara termudah untuk membuktikan keabsahan sebuah silogisme kategoris. Bahkan, saya telah menjadi sangat berbahagia ketika akhirnya bisa menyederhanakan metoda graf eksistensial. Namun, ternyata perkiraan itu sama sekali salah. Metoda aljabar yang ditemukan George Boole , sang penemu aljabar logika di abad ke-19 yang lalu, sebenarnya adalah metoda yang paling mudah.
Metoda ini
sangatlah mudah, karena sama sekali tidak aksiomatik, tetapi hanya bersifat
algoritmis. Begitulah yang saya temukan pada ujung perjalanan saya di Internet dalam mempelajari ilmu logika. Di
tahun 1848, George Boole menulis sebuah risalah tentang logika berjudul
"The Calculus of Logic" dalam Cambridge and Dublin Mathematical
Journal, Vol. III, pp.183-98. Dalam artikel ilmiah ini, dia mengajukan sebuah
perumusan aljabar simbolik bagi logika. Aljabar itu disebutnya sebagai kalkulus
elektif.
Dengan aljabar
simbolik ini, George Boole akhirnya bisa menuliskan keempat pernyataan
kategoris fundamental Aristoteles menjadi persamaan-persamaan aljabar. Bahkan,
dia menambahkan empat macam lagi pernyataan kategoris indefinit dengan subyek
negatif seperti yang diperkenalkan oleh August de Morgan sebelumnya. Sayangnya,
kedua mereka ini tidakkah mengetahui bahwa kedelapan pernyataan kategoris
fundamental tersebut sebenarnya sudah dikenal oleh Ibnu Sina beberapa abad
sebelumnya.
Reformulasi Penyataan Kategoris
Dengan cara simbolisasi matematika ini, menurut Boole, semua penalaran silogistik Aristoteles dapat dinyatakan sebagai proses eliminasi variabel yang melambangkan suku-suku dalam pernyataan-pernyataan kategoris. Kedelapan pernyataan kategoris itu adalah
semua x itu y disingkat sebagai Axy
semua x itu tidak y disingkat sebagai Exy
beberapa x itu y disingkat sebagai Ixy
beberapa x itu tidak y disingkat sebagai Oxy
semua bukan x itu y disingkat sebagai A'xy
semua bukan x itu tidak y disingkat sebagai E'xy
beberapa bukan x itu y disingkat sebagai I'xy
beberapa bukan x itu tidak y disingkat sebagai O'xy
Oleh George
Boole,
Axy dinyatakan sebagai x = v y
Exy dinyatakan sebagai x = v (1-y)
Ixy dinyatakan sebagai v x = w y
Oxy dinyatakan sebagai v x = w (1-y)
A'xy dinyatakan sebagai 1-x = v y
E'xy dinyatakan sebagai 1-x = v (1-y)
I'xy dinyatakan sebagai v (1-x)
= w y
O'xy dinyatakan sebagai v (1-x) = w (1-y)
di mana perkalian
a b itu melambangkan pernyataan logika a DAN b dan (1-a) melambangkan
pernyataan logika TIDAK a.
Pembuktian Keabsahan Silogisme
Dengan representasi matematik ini, keabsahan pola silogisme KARENA Amp DAN Asm MAKA Asp dapat dibuktikan dengan sangat mudahnya sebagai berikut:
Kedua alasannya,
yaitu
Amp yang menyatakan semua m itu p
dan
Asm yang menyatakan semua s itu m
Asm yang menyatakan semua s itu m
dapat dituliskan sebagai
m = v p
dan
s = w m.
s = w m.
Selanjutnya kita coba
mencari kesimpulannya.
Dengan cara
mengeliminasi m dari kedua persamaan itu,
kita akan
memperoleh persamaan
s = wv p.
Karena wv bisa
diganti dengan u, maka persamaan ini bisa
dituliskan
sebagai
s = up
yang bisa dibaca
sebagai
semua s itu p
atau
Asp.
Jadi, terbuktilah
bahwa KARENA Amp DAN Asm MAKA Asp, yaitu silogisme yang dinamakan oleh
logikawan abad pertengahan sebagai Barbara, itu adalah sebuah silogisme yang
absah.
Sebagai contoh
lain, akan dibuktikan bahwa KARENA Emp DAN Asm MAKA Esp adalah absah. Buktinya
begini:
Alasan pertama
Emp persamaannya adalah m = v(1-p),
sedangkan
persamaan untuk alasan kedua
Asm adalah s = wm.
Mengeliminasi m
dari kedua persamaan itu kita dapatkan
s = wv(1-p) atau s =
u(1-p) yaitu persamaan untuk Esp.
Jadi KARENA Emp
DAN Asm MAKA Esp,
yaitu silogisme
yang dinamakan oleh logikawan abad
pertengahan
sebagai Celarent, itu adalah sebuah silogisme
yang absah.
Dengan cara yang
serupa emua silogisme yang namanya
mengandung huruf
A dan O, yang mengandung huruf A dan E
yang mengandung A
dan I serta yang mengandung E,I dan O
semuanya dapat
dibuktikan dengan cara yang serupa.
Keseluruhannya
ada 15 buah silogisme.
Silogisme Eksistensial
Leibnitz , sang
penemu kalkulus diferensial, menemukan bahwa keseluruhan ragan silogisme yang
absah itu ada 24. Jadi, masih ada 9 lagi ragam silogisme yang harus dibuktikan
keabsahannya. Misalnya, benarkah Barbari itu absah? Jawabnya: memang benar, jika
kita mengasumsikan bahwa subyek pada kesimpulannya, sesungguhnya, memanglah
ada.
Asumsi eksistensi
sebuah pengertian a itu ada itu dinyatakan oleh Iaa. Oleh karena itu, Barbari,
yaitu KARENA Amp DAN Asm MAKA Isp sebenarnya mengandung asumsi Iss. Jadi perumusan
Barbari sebenarnya adalah KARENA Amp DAN Asm DAN Iss MAKA Isp.
Karena itu ketiga
alasan Barbari adalah
Amp yang
persamaannya adalah m = vp,
Asm yang
persamaannya adalah s = wm dan
Iss yang
persamaannya adalah xs = ys
Dengan
mengeliminasi m dari ketiga persamaan itu, kita akan mendapatkan xs = ywvp atau xs = up yang merupakan
persamaan dari Isp. Jadi Barbari sekarang memang telah terbukti absah.
Silogisme yang
lain misalnya Celaront juga mengandung asumsi eksistensi s, karena itu sebenarnya
mengandung tiga buah alasan, yaitu:
Emp yang
persamaannya vm=w(1-p),
Asm yang
persamaannya s=um dan
Iss yang
persamaannya adalah xs=xs.
Dengan
mengeliminasi m dari ketiga persamaan itu, kita akan mendapatkan
xs = vwux(1-p) atau xs = y(1-p)
yang merupakan
persamaan dari Osp. Dengan demikian, Celaront kini telah terbukti keabsahannya.
Silogisme-silogisme
lain yang namanya mengandung A dan I
dan yang
mengandung A, E dan O dapat dibuktikan keabsahannya
dengan cara
serupa, yaitu memasukkan eksistensi salah satu konsep
yang
direpresentasikan oleh nama-nama variabel.
Catatan Akhir
Metoda pembuktian kalkulus elektif ini juga bisa dilakukan dengan
simbolisasi yang
berbeda sedikit di mana TIDAK a bukannya
dinyatakan oleh
1-a tetapi oleh 1+a di mana + adalah simbol
matematik untuk
XOR atau TIDAK EKIVALEN. Lebih sederhana lagi
jika TIDAK a
disimbolkan oleh a'.
Dalam bentuk
penyederhanaan yang terakhir ini, aljabar Boole
juga bisa
dinyatakan sebagai permainan benda-benda di mana
variabel-variabel
diganti dengan benda-benda yang berbeda-beda.
sedangkan
operator TIDAK dinyatakan sebagai sebuah lembaran yang
diletakkan
dibawah benda yang melambangkan operan yang ditidakkan.
Akhirnya,
ternyata, sampai jugalah saya pada sebuah sistem representasi kongkret bagi
aljabar logika yang sangat abstrak itu. Saya berharap, sistem permainan logika
kongkret itu bisa diajarkan pada siswa SD, sehingga algoritma logika menjadi
tertanam di bawah sadar pemikirannya sampai, jika di kemudian hari ketika dia
menjelang dewasa, dia akan mudah mempelajari logika Boole yang begitu abstrak.
No comments :
Post a Comment