BAGIAN SATU:
BELAJAR MATEMATIKA DI MAYANTARA
Ketika saya pensiun sebagai dosen fisika, maka saya pun gembira
bercampur sedih. Gembira karena saya sudah bebas dari tugas mengajar.
Namun sedih karena jika saya berhenti mengajar, maka otak saya pun akan
berdegenerasi dengan cepat. Oleh karena itulah saya belajar lagi dalam
suatu universitas terbesar di dunia, namanya internet. Saya putuskan
bahwa yang saya pelajari adalah matematika. Kenapa saya memilih
matematika? Soalnya dari kecil saya tertarik pada gambar-gambar yang
indah dari obyek-obyek fundamental matematika seperti misalnya
bidang-banyak beraturan Plato di ruang tiga dimensi seperti pada gambar
berikut ini.
Ketertarikan itu semakin besar justru setelah pensiun dari fisika. Soalnya saya menemukan sebuah website dari
Tony Smith 
,
seorang lawyer yang belajar fisika lalu mengajukan sebuah teori tentang
segala benda yang tidak memerlukan hipotesa tentang partikel
fundamental sebagai seutas string. Tentu saja hal ini menarik perhatian
saya. Tapi yang paling menarik ialah kenyataan bahwa Smith mengatakan
bahwa ruang waktu pada zaman dahulu kala berdimensi 8 bukannya 4 seperti
yang kita kenal dalam fisika arus utama seperti teori relativitas dan
teori kuantum.
Dalam bahasa matematika, ruang waktu fisika itu sebenarnya adalah sebuah
oktonion. Nah dari situs web Tony Smith ini saya mengenal
Ben Goertzel 
yang menghipotesakan oktonion sebagai ruang psikologis,
Kent Palmer yang justru melihat ruang sosial yang merupakan sebuah oktonion. Dari sana saya mengenal
sedenion
sebagai bilangan hiperkompleks yang dimensinya 16 yaitu dua kali
dimensi oktonion. Dari sana pula saya kenal dua tokoh matematis yang
membahas bilangan sedenion:
Kevin Carmody 
dan
Bob de Marrais 
Tentu saja saya ingin tahu lebih banyak tentang sedenion. Itulah
sebabnya saya ikut serta dalam milis-milis yang mereka pimpin. Ternyata
milis oktonion Dialognet pimpinan Kent Palmer tidaklah terlalu
responsif. Sedangkan milis de Marrais tidak jalan dan milis Kevin
Carmody berjudul
hypernumber yaitu sistem bilangan temuan mendiang
Charles Muses 
yang juga mencakup bilangan-bilangan hiperkompleks, seperti oktonion
dan sedenion. Itulah sebabnya saya ikut aktif dalam milis hypernumber
itu dan di sana saya bertemu dengan kawan-kawan baru seperti misalnya
Jens Koeplinger
yang menggunakan sedenion versi Muses untuk teori gravitasi dan Marek
Eckhart yang menemukan sistem bilangan polipleks. Di sana pula saya
mengajukan teori
kuaternion
(hiperkompleks 4 dimensi) umum. Tapi di sini saya tak ingin bicara
tentang bilangan-bilangan ajaib itu. Saya ingin bercerita tentang diri
saya.
No comments :
Post a Comment