Dari Inggris untuk Dunia
Armahedi Mahzar (c) 2010
Saya
sudah 4 minggu di London menemani istri yang menemani anak saya
melahirkan cucu yang keempat. Alhamdulillah cucunda tercinta telah lahir
dan selamat, sehingga saya sekarang bisa jalan-jalan ke pepustakaan
umum dan mendapt jatah internet gratis 90 menit per hari. Saya akan
mencoba menuliskan kesan-kesan datang ke negeri orang dan mengalami
culture shock. Ya, yang saya alami adalah culture shock. Shock dari
kultur yang serba galau ke kultur ysng serba tertib. Karena itu mungkin
yang saya akan tuliskan adalah adanya perbedaan-perbedaan antara budaya
Inggris dan budaya Indonesia dan berupaya menjelaskan kenapa begitu. Pertama-tama
saya datang ke dalam budaya kerja orang Inggris yang menghuni daerah
subtropis di mana panjangnya siang dan malam dalam satu tahun
berubah-ubah. Mula-mula saya heran mengapa orang Inggris mulai kerja jam
9 dan pulang jam 5, padahal jam 6 pagi di musim panas matahari telah
mencorong bagaikan jam 9 pagi di Indonesia. Saya pikir mereka
mensia-siakan waktu. Namun setelah saya pikir-pikir agak lama, saya
sadar bahwa mereka hidup berdasarkan jam, bukan berdasarkan sinar
matahari. Pengaturan jam kerja seperti itu sesuai dengan kebutuhan irama
biologis tubuh manusia ketimbang irama metereologis bumi. Jam kerjapun
disesuaikan dengan irama biologis tubuh yang tetap tak bergantung pada
musim. Itulah sebabnya mereka mulai jam 9 yang di musim dingin adalah
awal terbitnya matahari.
Jadi orang Inggris hidup dalam
keteraturan kronologis jam. Jadi semuanya direncanakan melalui jam,
bukan melalui suka-suka hati. Keteraturan kronologis kerja itu pun
mengimbas pada keteraturan planologis kota

.
Pengaturan jalan-jalan yang kebanyakan saling sejajar dan tegak lurus
itu melahirkan blok-blok rumah berbentuk segi empat. Jam telah membuat
kita harus pandai berhitung, maka pemukiman rektangular juga memperkuat
kecenderungan berhitung itu. Lalu segala sesuatu pun dihitung atau
diukur. Itulah sebabnya revolusi sains modern lahir di Inggris oleh
Isaac Newton (1646-1727)

yang kemudian mengibaratkan alam semesta bagaikan sebuah jam
maharaksasa. Maka alam pun dilihat sebagai mesin yang bernama jam. Lalu
James Watt (1736-1817)

orang inggris menemukan mesin uap

yang merupakan cikal bakal revolusi industri yang kemudian mengubah permukaan dunia.
Di
tengah revolusi Industri itu, orangpun berpikir untuk memesinkan
perhitungan melalui mesin hitung. Mesin hitung pertama ketika Charles
Babbage (1791-1871)

membuat Differential Engine

.. Pemrogram pertama juga dari Inggris yaitu Lady Ada Lovelace (1815-1852)

.
Kota
London diserbu Jerman dengan bom dari udara di awal Perang Dunia II.
Namun sebelum perang itu meletus seorang matematikawan Inggris Alan
Turing ( 1912-1954)

mengajukan konsep sebuah komputer abstrak yang disebut mesin Turing
yang kemudian akan menjadi disain komputer elektronik yang ada sekarang.
Nah karena beliau itu maka saya bisa menulis artikel ini dan
memasukkannya di Internet.
Ternyata waktu komputer gratisan di Ilford Central Library habis. Saya akhiri sampai di sini
No comments :
Post a Comment