Wednesday, December 10, 2014

Format Pemahaman Islam

Armahedi Mahzar (c) 2000

FORMAT PEMAHAMAN ISLAM
dalam Perspektif Perkembangan
Teknologi Informasi 

Perkembangan Teknologi:
dari Materi ke Informasi


Teknologi pada dasarnya adalah alat manusia untuk beradaptasi terhadap alam. Berbeda dengan hewan lainnya. manusia dianugerahi bahasa simbolik terartikulasi yang memungkinkan manusia mempunyai pengetahuan kolektif yang diwariskan dan disempurnakan oleh generasi penerusnya. Penerapan pengetahuan kolektif untuk memanfaatkan alam demi kesejahteraan manusia inilah yang disebut sebagai teknologi. Karena pengetahuan kolektif manusia terus bertambah, maka teknologi selalu berkembang bertambah maju dan bertambah kompleks.

Dilihat secara biologis, teknologi adalah organ-organ luar bagi tubuh organisme spesies manusia. Organ-organ ekso-somatik ini berkembang secara evolusioner dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari kecepatan evolusi biologis tubuh suatu organisme. Informasi bagi pembentukan, pemanfaatan organ-organ luar itu tidak terletak pada molekul-molekul DNA dalam semua sel yang tersebar di tubuh manusia, akan tetapi terletak pada otak-otak manusia  dan sejumlah benda-benda perekam yang tersebar dalam tubuh sosial kolektif manusia yang bernama peradaban.

Peradaban itu, sebagai tubuh luar manusia, juga tumbuh dan berkembang seperti tumbuh kembangnya manusia sebagai organisme. Oleh karena itu, peradaban manusia pada dasarnya dapat dilihat sebagai makhluk hidup raksasa di mana manusia adalah sel-selnya. Dalam pandangan ini, teknologi dapat kita pandang sebagai organ endo-somatik  super-organisme  peradaban. Jadi, teknologi terletak persis di antara manusia sebagai organisme biologis dan peradaban sebagai super-organisme pasca-biologis. Sebagai organ ekso-somatik manusia dan organ endo-somatik peradaban teknologi itupun mengalami perkembangan evolusioner.

Sebagai organ ekso-somatik manusia, tampaknya dia mengikuti tahap-tahap perkembangan endo-somatik organisme biologis. Semula, teknologi didominasi oleh alat-alat untuk mencari dan mengolah materi makanan pada peradaban agrikultur. Kemudian, teknologi didominasi oleh alat-alat pencari dan pengolah energi berupa mesin-mesin termo-dinamik dan elektro-mekanik dalam peradaban industrial. Kini, teknologi didominasi oleh alat-alat pencari, pengolah dan pemanfaatan informasi dalam peradaban telematik masa ini. Peradaban agrikultur analog dengan fase mikroorganisme satu sel, dan peradaban industrial analog dengan fase tanaman yang memanfaatkan energi matahari sedangkan peradaban telematik analog dengan  fase hewan yang  mengembangkan  indra, sistem saraf dan otot-ototnya. Secara tabular perkembangan itu dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 1
Kesejajaran Evolusi Biologi dan Peradaban Teknologi

Tahap Evolusi
Biologi
Teknologi

Peradaban

Materi
Mikroorganisme
Perkakas, bangunan
Agrikultur
Energi
Tanaman
Pesawat, mesin
Industrial
Informasi
Hewan
Bahasa, media,
Informasi


Dilihat dari perkembangan evolusionernya, secara posisional dan fungsional, teknologi bergerak dari sekedar perkakas yang merupakan perpanjangan organ manusia menjadi suatu wahana yang mengantarai manusia dengan lingkungannya dan berakhir menjadi buana baru yang menjadi bagian integral dari lingkungan hidupnya.

Kini, teknologi bukanlah sekedar perkakas yang bisa ditangani oleh satu orang manusia saja ataupun sekedar mesin-mesin yang bisa ditangani oleh sekelompok orang-orang belaka tetapi telah menjadi lingkungan hidup baru yang hanya bisa ditangani oleh seluruh manusia dalam bentuk kerja-sama peradaban antar institusi-institusi sosial sebagai organ-organ sosial peradaban manusia.

Perkembangan Teknologi Informasi:
Menuju Lingkungan Cerdas


Kalau kita memfokuskan pengamatan kita pada teknologi informasi, maka kita juga akan melihat kesejajaran perkembangannya dengan perkembangan sistem saraf organisme. Pada mulanya, teknologi informasi merupakan perpanjangan memori manusia berupa catatan-catatan pada lempung dan dinding gua yang tersebar dan lepas satu sama lainnya. Kemudian informasi lepas-lepas itu disatukan dalam bentuk kitab-kitab yang terkumpul pada kuil-kuil para pendeta-raja  masyarakat peradaban kuno.

Ketika ditemukannya mesin cetak oleh Gutenberg di abad XVI maka kitab-kitab sebagai paket informasi bertambah banyak dan tersebar di perpustakaan-perpustakaan umum yang dapat diakses oleh masyarakat banyak. Media elektronik memungkinkan informasi menjadi lebih meluas tidak hanya dalam dengan bentuk yang skriptural tetapi juga audiovisual yang membutuhkan kerjasama organistorik ketat antar manusia. Kini, kita di abad baru di mana informasi tersebar di komputer-komputer yang terpencar di seluruh dunia akan tetapi terjalin satu sama lain oleh jaringan telekomunikasi satelit global yang kini kita kenal sebagai internet.

Jadi, seperti halnya organ informasi biologis, teknologi berkembang mulai dari yang sederhana, tersebar dan lepas-lepas menjadi kompleks, menyatu dan terjalin satu sama lainnya. Walaupun demikian, dalam evolusi biologis, sistem saraf sebagai organ-organ informatik itu tidak berkembang lepas dari perkembangan sistem otot organ-organ energetik. Begitulah, kalau diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa perkembangan teknologi informasi dalam konteks perkembangan teknologi energi itu mengikuti pola yang sama dengan perkembangan sistem saraf hewan.

Tabel 2
Kesejajaran Internal Evolusioner Biologi/Neurologi/Teknologi


Evolusi
Biologi
Evolusi
Neurologi
Evolusi
Teknologi
Uni-selular
Otak ikan
Tablet/Perkakas
Multi-selular
Otak ampibi
Kitab/Pesawat
Uni-organ
Otak reptil
Buku/Mesin
Multi-organ   
Otak burung
Rekaman/Otomata
Multi-segmen
Otak mamalia
Chip/Robot
Sistem-organ
Otak manusia
Internet/Telerobotik

Pada mulanya, tampak hanya neuron-neuron sebagai unit penyimpan informasi yang diperpanjang dengan teknologi informasi rekaman mulai dari tulisan di dinding-dinding gua hingga buku-buku cetakan. Teknologi media elektronik memperluas hal itu hingga rekaman-rekaman audiovisual dan juga menyebarkannya melalui sistem pemancaran siaran dan sistem jaringan titik-ke-titik, sehingga perpanjangan sistem jaringan saraf otonomi manusia terkembang. Dengan teknologi mikroprosesor terkembang pula perpanjangan sistem jaringan saraf pusat manusia dalam bentuk jaringan komputer global alias internet.


Dengan demikian, internet dapat kita pandang sebagai suatu meta-komputer sebagai otak bagi super-organisme peradaban manusia. Namun, secara evolusioner, tahap informasi bukanlah tahap terakhir dari evolusi biologis. Manusia berbeda hewan yang mendominasi bumi sebelumnya, tidak hanya mempunyai sistem informasi berbentuk sistem sarafya, akan tetapi juga memiliki tubuh sosial besar bernama peradaban yang mengembangkan nilai-nilai sebagai penyaring, pengatur dan pengarah informasi yang diperolehnya. Oleh karena itu, sebenarnya tabel 1 harus diperluas dengan tabel 3 berikut ini.

Tabel 3.
Perkembangan Evolusioner Biologi dan Teknologi

Tahap Evolusi
Biologi
Teknologi
Materi
Mikroorganisme
Perkakas, bangunan
Energi
Tanaman
Pesawat, mesin
Informasi
Hewan
Bahasa, media,
Nilai-nilai
Manusia
Organisasi, sivilisasi


Sebagai sistem saraf  peradaban manusia, teknologi kini telah dikembangkan kedua arah. Pertama di arahkan ke teknologi yang lebih lebih cerdas sehingga menyamai bahkan melebihi manusia. Berhasilnya sebuah komputer mengalahkan juara dunia catur dalam suatu pertandingan dramatis menunjukkan adanya akselerasi pencerdasan komputer. Dengan menggunakan ekstrapolasi futuristik melalui hukum Moore terhadap peningkatan kepadatan memori dan kecepatan prosesor elektronik, para ahli, seperti misalnya Hans Moravec, meramalkan bahwa dalam paruh pertama abad ini juga dapat dibuat sebuah chip yang menyamai otak seorang manusia sehingga memungkinkan dibuatnya robot-robot dengan kecerdasan super-human yang melayani manusia.

Di lain pihak basis datanya super-otak peradaban manusia ini kini telah diperluas sehingga juga meliputi sistem informasi biologi genetika molekuler dalam tingkat sel-sel manusia. Human Genome Project yang tahun ini telah berhasil memetakan seluruh DNA dalam gen manusia telah memanfaatkan kemampuan mikroprosesor yang terdistribusi. Dengan demikian, rekayasa genetika yang terpadu dengan basis data genomik itu merupakan salah satu konvergensi antara evolusi biologi dan evolusi teknologi yang dampaknya dipastikan merupakan titik kritis baru bagi evolusi kehidupan di muka bumi. Untuk pertama kalinya manusia akan dapat mengarahkan dan mempercepat evolusi biologis yang selama ini berlaku sangat lambat.

Kombinasi dari kedua kecendrungan ini dapat diduga akan menimbulkan problematika baru yang mungkin belum pernah terbayangkan dalam sejarah kehidupan manusia selama ini. Goncangan-goncangan sosial-budaya dan individual-psikologis, tak terelakkan lagi, akan merupakan bagian dari agenda besar di abad pertama milenium ketiga ini. Semua displin keilmuan sosial akan mendapatkan tantangan besar. Begitu juga para agamawan ditantang untuk memperbarui pemahaman keagamaannya agar menyesuaikannya dengan persoalan-persoalan raksasa yang menganga di hadapan kita. Krisis ekonomi Asia, yang menimbulkan krisis multidimensional Indonesia di akhir milenium kedua yang baru lalu ini, hanyalah satu dari rangkaian krisis besar yang bakal muncul di masa-masa dekat mendatang ini.

Format Pemahaman Islam:
Din sebagai Sistem Operasi Super-Cerdas Ilahiah


Salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi adalah pergeseran paradigma sains dari pandangan materialistik menuju pandangan yang lebih holistik atau menyeluruh. Kesejajaran struktural antara komputer dan sistem biologi merupakan bagian yang mengubah pandangan manusia tentang alam semesta. Struktur DNA yang mengandung data dan program genetik menyadarkan manusia bahwa informasi adalah sesuatu aspek nonfisik independen bagi struktur-proses materi-energi biologis. Sel-sel hidup kini dapat diibaratkan sebagai pabrik molekuler terkomputer skala nano. Dengan demikian, dalam tubuh setiap organisme terdapat jaringan nano-komputer bak internet bagi tubuh luar manusia yaitu peradaban.

Ekstrapolasi dari gambaran bio-informatik itu adalah pandangan holistik mengenai alam yang menganggap alam semesta sebagai sistem bio-informatik raksasa, di mana hukum-hukum alam dilihat sebagai program-progam bagi sistem-sistem material. Sebuah slogan seorang fisikawan terkenal, John Wheeler, bahkan membuat pepatah baru: it from bit.  Tentu saja, muncul sebuah pertanyaan besar. Kalau alam semesta adalah sebuah komputer, siapakah pembuatnya dan siapakah pemrogramnya. Bagi seorang atheis jawabnya telah jelas yaitu alam itu sendiri. Bagi seorang religius jawabnya juga telah jelas pula yaitu Tuhan Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.

Dengan metafor baru “alam sebagai komputer” itu kita dapat memahami kembali tentang keterciptaan, keterbatasan dan kebebasan manusia. Otak manusia, sebagai komputer biologis bagi organisme manusia, telah diberi sedikit inteligensi oleh Sang maha pencipta seperti halnya intelligent information agents di Internet yang telah diberi sedikit kecerdasan oleh manusia sang pembuatnya. Begitu juga peradaban manusia, sebagai produk kreasi evolusioner Yang Maha Pencipta, diberi sedikit “kecerdasan langit” sebagai pelengkap “kecerdasan bumi.” 

Program atau lebih tepatnya super-program “kecerdasan langit” itu tak lain dari Kitab-kitab suci yang diwahyukanNya kepada manusia. Al-Quran al-Karim adalah sejenis super-program bagi peradaban manusia hingga akhir zaman yang diberikan-Nya kepada manusia. Tugas manusia adalah menuai “kecerdasan langit” itu dengan menggunakan “kecerdasan bumi”, yang ditumbuhkan secara evolusioner dipermukaan bumi, untuk memenuhi misinya sebagai khalifah-Nya di sini.

Seorang pakar informatika terkenal, Nicolas Wirth, mengatakan bahwa program=struktur-data + algoritma. Tak mengherankan jika dalam bagi setiap peradaban religius, credo dan ritus merupakan komponen dasar bagi agamanya yang analog dengan struktur-data dan algoritma bagi program komputer. Dalam agama Islam, struktur data itu adalah Aqidah dan algoritma itu adalah Syari’ah. Dalam paradigma pemrograman mutakhir yaitu “object-oriented programming”  data dan algoritma terpadu dalam modul-modul kecil yang terpadu dalam program “Sistem Operasi”. Program “Sistem Operasi” peradaban  Islam adalah ad-Dinul-Islam yang merupakan kombinasi terpadu “Aqidah-Syari’ah”. 

Dalam pengembangan sistem operasi bagi meta-komputer internet dibuat orang objek-objek yang intelligent yang dpat memahami kehendak-pemakai sehingga sistem operasinya juga menjadi intelligent. Dinul-Islam adalah “Super-Intelligent Operating System”   karena dia adalah kesatuan integral “Aqidah-Syari’ah-Thariqah” , di mana Thariqah adalah sistem nilai individual yang harus ditumbuhkan oleh seorang muslim yang kaafah. Seorang pribadi muslim melengkapi tubuhnya, sebagai makro-prosesor bagi meta-komputer peradaban manusia, dengan dinul-Islam. Qalbu adalah komponen berkaitan dengan thariqah yang menangkap “kecerdasan langit” sedangkan Aql-Nafs manusia adalah komponen objek “kecerdasan bumi” yang tumbuh secara evolusioner melalui evolusi kecerdasan biologis (nafs) dan evolusi kecerdasan teknologis (‘aql).

Tri-komponen “qalb-‘aql-nafs” itu adalah jembatan antara “ruh” individual yang ditiupkan Allah swt, sebagai pencipta dan pemrogram, dengan makro-prosesor “jism” atau tubuh manusia dengan segala sistem saraf pusatnya. Jadi seorang pribadi muslim yang integral terdiri dari kesatuan  “ruh-qalb-‘aql-nafs-jism” yang tersusun secara hirarkis terpadu di mana ruh merupakan pemrogram, qalb sebagai meta-program, ‘aql sebagai program dan nafs sebagai proses implementasi program dan jism sebagai prosesor. Individu adalah komponen terkecil peradaban. Oleh karena itu, seperti halnya individu manusia, peradaban manusia juga mempunyai lima komponen yang terstratifikasi secara vertikal juga.

Analogi dengan ruh pada individu, Quran pada peradaban merupakan sumber nilai-nilai yang tercantum dalam Din. Dinul Islam itu sendiri merupakan sebuah analog pada peradaban bagi Qalb pada individu. Sedangkan ‘aql individu mempunyai padanan dalam “hikmah dan ‘ilm dalam peradaban Islam. Nafs individu mempunyai analog peradaban berupa “tamaddun” atau proses pembudayaan yang berwujud organisasi-organisasi dan institusi-institusi sosial yang merupakan dinamika atau gerakan peradaban. Sedangkan analogi peradaban bagi jism pada individu adalah ummah atau populasi beserta madinah atau pemukimannnya dan sistem pralatan atau teknologinya.

Secara ringkas kesepaduan individu manusia dan peradabannya itu dapat dicantumkan dalam tabel seperti berikut ini:

Tabel 4
Analogi komputer untuk peradaban Islam
Kategori
Integral
Analogi
Komputer
Pribadi
Muslim
Peradaban
Islam
Esensi
Pemrogram
Ruh
Quran al-Karim
Nilai-nilai
Metaprogram
Qalb
Din al-Islam
Informasi
Program
‘Aql
Hikmah & ‘Ilm
Energi
Proses
Nafs
Tamaddun
Materi
Prosesor
Jism
Ummah & Madinah

Format Pengamalan Islam: 
Tazkiyah sebagai Program Transformasi Peradaban


Dinul Islam sebagai meta-program harus diimplementasikan dalam sebuah proses pengamalan Islam. Dalam tataran individu hal itu dilakukan dengan melaksanakan Arkanul Islam. Rukun Islam yang lima itu tidak hanya mempunyai dimensi vertikal sebagai kegiatan ibadah dalam rangka membina pribadi muslim yang kaafah, tetapi juga dimensi horisontal sebagai kerangka dasar bagi kegiatan mu’amalah membangun peradaban Islam.

Tasyahud, yaitu rukun pertama, tak lain dari komitmen individu untuk mengabdi pada Allah Yang Maha Esa, yaitu Tauhid, dan komitmen individu untuk melaksanakan Dinul Islam yang disampaikan oleh Rsulullah Muhammad dengan cara meneladaninya sehingga dapat melakukan transformasi religio-kultural lingkungannya sebagai rahmatan lil alamiin. Sebagai penebar rahmat bagi seluruh bangsa, pribadi muslim menyampaikan pesan salam (kedamaian) melalui aslama (penyerahan diri total) pada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Esensi tasyahud ini adalah Tazkiyatun-Nafsi, penyucian diri adalah pasrah pada Kasih Sayang Ilahi menyalurkan Kasih-SayangNya pada segala CiptaanNya.

Shalat lima waktu, sebagai rukun kedua, tak lain dari komitmen individu untuk melaksanakan pengabdian secara berkelompok. Pembentukan jama’ah shalat di keluarga dan di masjid secara tertib waktu adalah  sarana dari pembentukan molekul-molekul peradaban jika kita menggunakan metafor ilmu kimia. Jika kita menggunakan metafor komputer. Pembentukan jama’ah  yang harmonis adalah sinkronisasi banyak prosesor sehingga dapat berfungsi secara kooperatif dalam bentuk modul-modul multi-prosesor meta-komputer peradaban.  Jadi esensi shalat secara mu’amalah adalah Tazkiyatul Jama’ati

Shaum, sebagai rukun Islam ketiga, tak lain dari pembentukan solidaritas sosial berbagai kelompok itu sehingga muncul kerjasma tolong menolong antara kelompok yang lebih mampu pada yang kurang mampu. Dalam metafor kimia ini berarti memanfaatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing molekul untuk membentuk reaksi kimia kompleks jalin-menjalin yang menata-diri (self-organized) menjadi sel-sel biokimia.  Dalam metafor komputer, modul-modul multi-prosesor itu bekerja-sama  dengan memanfaatkan memori kosong modul multi-prosesor lain membentuk suatu sub-sistem yang dalam hal peradaban berupa berbagai masyarakat atau institusi sosial dengan dungsi berbeda-beda. Jadi shaum pada dasarnya adalah Tazkiyatuul Ijtima’i atau penyucian masyarakat.

Zakat, sebagai rukun Islam keempat, tak lain dari pembersihan harta seorang muslim dari apa yang bukan haknya. Untuk pelaksanaan zakat ini diperlukan lembaga sentral yang bisa menangani ketidakseimbangan pendapatan dari berbagai masyarakat dan kelembagaannya sehingga terjadi keseimbangan. Dalam meta-komputer peradaban ini berarti diperlukan satu sub-sistem  yang memonitor dan mengoptimalkan kinerja sub-sistem-sub-sistem lainnya. Sistem operasi suatu komputer adalah piranti-lunak yang mengajukan fungsi ini. Dalam hal peradaban Islam, pemerintah merupakan subsistem yang diperlukan untuk itu. Penggabungan berbagai sub-sistem sosial dalam suatu sistem negara merupakan proses Tazkiyatul-Ummati.

Hajj adalah rukun kelima yang tak lain dari pelepaskan kotak-kotak kenegaraan, kebangsaan dan stratifikasi sosial melebur dalam suatu upacara suji mengelilingi Ka’bah dan lain sebagainya bersatu dengan jama’ah dari berbagai negara dan bangsa. Dalam metafor komputer, ini setara dengan peleburan satu sistem dengan sistem-sistem lainnya dalam suatu meta-sistem jaringan komputer yang tidak tergantung pada sistem operasi masing-masing komputer melalui satu protokol komunikasi antar-sistem yang sama. Peleburan komputer-komputer dalam satu meta-komputer bernama internet adalah  analog bagi peleburan negara-negara melalui warganya dalam suatu peradaban global. Jika hajj adalah puncak ibadah individual yang melambangkan pembangkitan peradaban Islam atau Tazkiyatul Manadiyati.

Penutup


Dengan demikian, kesimpulannya, arkanul Islam dapat dipandang sebagai kerangka program untuk Tazkiyatul Madaniyati atau penyucian peradaban yang bersifat mu’amalah sebagai pelengkap fungsi ubudiahnya. Dalam hal ini tazkiyatul madaniyati dapat dilihat sebagai perluasan tazkiyatul nafsi yang biasa dilakukan oleh kaum sufi. Hal ini perlu dilakukan oleh karena tubuh-luar manusia kini, dalam tahap perkembangan teknologi informasi, telah terintegrasi sangat ketat membentuk sebuah super-organism dengan organ-organ sosial dan teknologis. Jika Tazkiyatul Nafsi dalah perjuangan melawan logika organ-organ endo-somatik manusia alias naluri biologis, maka Tazkiyatul Madaniyati adalah perjuangan melawan logika organ ekso-somatik manusia alias dorongan/tarikan tekno-ekonomis dalam bentuk berbagai pesona konsumtivisme materialistik yang dibujukkan lewat media telekomunikasi massa global.

Menjadikan tempat kerja kita sebagai medan Tazkiyatul Madaniyati adalah bentuk perjuangan yang sangat berat. Perjuangan itu menjadi bertambah berat jika lingkungan teknologis itu telah menjadi lebih cerdas bahkan melebihi kecerdasan manusia. Akan tetapi, dengan mengasah qalbu kita untuk dapat menjalankan Dinul Islam sebagai sistem operasi super-cerdas ilahiah, maka, insya Allah, perjuangan itu dapat dimenangkan oleh kaum muslimin. Dengan demikian sebuah peradaban teknologi yang islami dan damai akan dapat menjadi teladan bagi peradaban-peradaban lainnya.

Pembangunan peradaban teknologi yang islami adalah misi kita dunia sebagai kelanjutan implementasi program evolusiner kosmik yang terstruktur secara hirarki fraktal. Proses evolusi semesta adalah implementasi dari program Kun Fayakun Sang Maha Pencipta. Proses evolusi semesta ini berlangsung secara bertahap dari evolusi kosmologis, evolusi geologis, evolusi biologis, evolusi psikologis, evolusi sosiologis dan evolusi teknologis. Kini kita tiba pada satu fase di mana ke empat tahap terakhir evolusi semesta itu bergulung menjadi satu sebagai ujian bagi manusia untuk mengatasi problematika yang ditimbulkannya. Kaum muslimin dengan modal Dinul Islam tertantang untuk berjuang membuktikan keunggulan al-Islam sebagai alternatif pemecahan masalah. Semoga perjuangan kita mendapat ridha Allah subhana wa ta’ala. Amin ya Rabbal alamin.

Pesantren Eksekutif Telkom 2000
Ciwidey, 6 Agustus 2000

No comments:

Post a Comment