Wednesday, August 15, 2012

Pikiran-pikiran Lepas dari London (2)

Dari Inggris untuk Dunia
Armahedi Mahzar (c) 2010

Saya sudah 4 minggu di London menemani istri yang menemani anak saya melahirkan cucu yang keempat. Alhamdulillah cucunda tercinta telah lahir dan selamat, sehingga saya sekarang bisa jalan-jalan ke pepustakaan umum dan mendapt jatah internet gratis 90 menit per hari. Saya akan mencoba menuliskan kesan-kesan datang ke negeri orang dan mengalami culture shock. Ya, yang saya alami adalah culture shock. Shock dari kultur yang serba galau ke kultur ysng serba tertib. Karena itu mungkin yang saya akan tuliskan adalah adanya perbedaan-perbedaan antara budaya Inggris dan budaya Indonesia dan berupaya menjelaskan kenapa begitu. Pertama-tama saya datang ke dalam budaya kerja orang Inggris yang menghuni daerah subtropis di mana panjangnya siang dan malam dalam satu tahun berubah-ubah. Mula-mula saya heran mengapa orang Inggris mulai kerja jam 9 dan pulang jam 5, padahal jam 6 pagi di musim panas matahari telah mencorong bagaikan jam 9 pagi di Indonesia. Saya pikir mereka mensia-siakan waktu. Namun setelah saya pikir-pikir agak lama, saya sadar bahwa mereka hidup berdasarkan jam, bukan berdasarkan sinar matahari. Pengaturan jam kerja seperti itu sesuai dengan kebutuhan irama biologis tubuh manusia ketimbang irama metereologis bumi. Jam kerjapun disesuaikan dengan irama biologis tubuh yang tetap tak bergantung pada musim. Itulah sebabnya mereka mulai jam 9 yang di musim dingin adalah awal terbitnya matahari.
Jadi orang Inggris hidup dalam keteraturan kronologis jam. Jadi semuanya direncanakan melalui jam, bukan melalui suka-suka hati. Keteraturan kronologis kerja itu pun mengimbas pada keteraturan planologis kota . Pengaturan jalan-jalan yang kebanyakan saling sejajar dan tegak lurus itu melahirkan blok-blok rumah berbentuk segi empat. Jam telah membuat kita harus pandai berhitung, maka pemukiman rektangular juga memperkuat kecenderungan berhitung itu. Lalu segala sesuatu pun dihitung atau diukur. Itulah sebabnya revolusi sains modern lahir di Inggris oleh Isaac Newton (1646-1727)  yang kemudian mengibaratkan alam semesta bagaikan sebuah jam maharaksasa. Maka alam pun dilihat sebagai mesin yang bernama jam. Lalu James Watt (1736-1817) orang inggris menemukan mesin uap  yang merupakan cikal bakal revolusi industri yang kemudian mengubah permukaan dunia.
Di tengah revolusi Industri itu, orangpun berpikir untuk memesinkan perhitungan melalui mesin hitung. Mesin hitung pertama ketika Charles Babbage (1791-1871)  membuat Differential Engine .. Pemrogram pertama juga dari Inggris yaitu Lady Ada Lovelace (1815-1852) .
Kota London diserbu Jerman dengan bom dari udara di awal Perang Dunia II. Namun sebelum perang itu meletus seorang matematikawan Inggris Alan Turing ( 1912-1954)  mengajukan konsep sebuah komputer abstrak yang disebut mesin Turing yang kemudian akan menjadi disain komputer elektronik yang ada sekarang. Nah karena beliau itu maka saya bisa menulis artikel ini dan memasukkannya di Internet.
Ternyata waktu komputer gratisan di Ilford Central Library habis. Saya akhiri sampai di sini

No comments:

Post a Comment