Wednesday, August 15, 2012

Pikiran-pikiran Lepas dari London (1)

Blog EntryJul 12, '10 8:49 AM
for everyone

Buku The Science of Discworld II: the Globe ini saya dapat beli 2 pennies di halaman Masuk Ilford karena dijual sebagai buku bekas.The-science-of-discworld-ii-the-globe-1.jpg  Ceritanya ada dihttp://en.wikipedia.org/wiki/The_Science_of_Discworld_II
Saya memang penggemar buku karangan Matematikawan Ian Stewart  dan biolog Jack Cohen   dengan konsepnya tentang ko-evolusi personal intelligence yang disebut Stewart-ohen sebagai Intelligence saja dan collective intelligence yang disebut mereka sebagai Extelligence. Konsep ini bagi saya adalah alternatif dari dialektika ide-ide seperti yang dipikirkan Hegel atau dialektika ide-materi seperti yang diajukan oleh pemikir Pakistan M.Sharif. Extelligence dalam bahasa kuno namanya symbolic culture alias budaya simbolik.
Jadi kecerdasan dan budaya simbolik berkelindan dalam sebuah proses koevolusioner yang disebut komplisitas (gabungan dari kompleksitas dan simplisitas). Berdasarkan konsep ini saya bisa mengerti bagaimana budaya London sangat diametral berbeda dengan budaya Jakarta. London serba teratur dan Jakarta serba kacau.
Buku ini berdasarkan seri Discworld yang dikarang oleh Terry Pratchett  . Discworld sendiri adalah dunia fantasi yang dilukiskan sebagai sebuah piring yang dipikul oleh 4 ekor gajah yang berdiri di atas seekor penyu raksasa  bernama Great A'Tuin. Peristiwa di dunia piring fantasi itu mengikuti kehendak para wizard yang menghuni dunia tersebut. Dalam bahasa ilmiahnya: mengikuti kausalitas naratif.
Konon ceritanya, di Unseen University sekolah tinggi pendidikan ilmu sihir di kota  Ankh-Morpork di Discworld, komputer magis yang membangun dirinya sendiri yang bernama Hex berhasil membuat sebuah bola kaca berisi sebuah planet kecil dan seluruh alam yang mengelilinginya. Dunia dalam bola itu disebut disebut Roundworld alias Dunia Bulat. Planet itu tak lain daripada bumi yang kita tempati ini. Di Roundworld semua peristiwa bebas dari magik dan hanya mengikuti aturan sebab akibat yang kaku dan abadi. Tentu saja hal ini menjadi sangat menarik bagi para Wizard.

Buku ini adalah buku kedua dari trilogi The Science of Discworld. Buku pertama berjudul The Science of Diskworld , buku ketiga berjudul The Sciene of Diskworld III: Darwin's Watch  . Ketiga buku ini disusun secara menarik: bab-bab ganjil berisi kisah di Diskworld, sedangkan bab-bab genap berisi penjelasan ilmiah populer tentang sains di Roundworld yang terkait dengan bab-bab ganjil sebelumnya. 
Dalam buku pertama,yang versi e-booknya saya dapat dari gigapedia.om diterangkan sejarah Roundworld dari Bigbang hingga datangnya kehidupan di bumi. Dalam buku kedua yang paperbacknya saya beli di Ilford Library menerangkan tentang asal usul dan evolusi budaya manusia. Sedangkan buku ketiga, yang buku versi Hardbound nya ada di rak buku pinjaman di Ilford Library, sesuai dengan judulnya menjelaskan tentang evolusi biologis di Roundworld.
Menurut saya seharusnya urutan seri buku itu yang logis adalah sebagai berikut: buku ketiga jadi buku kedua dan buku kedua jadi buku ketiga. Soalnya buku kedua adalah teori spekulatif Stewart-Cohen tentang evolusi budaya manusia adalah koevolusi inteligensi-eksteligensi seperti yang diajukannya dalam buku mereka. Dalam teori ini bercerita adalah ciri khas manusia sebagai sejenis simpanse. Karena itu mereka mengajukan konsep manusia sebagai pan narans (kera pencerita) ketimbang homo sapiens. Bahkan dalam Darwin Watch, diajukan bahwa dengan perkembangan teknologi dan sains mutakhir, manusia diharapkan menjadi polypans multinarans yang banyak cerita yang saling dihargai.
Bagi saya teori tetraevolusi Ken Wilber lebih masuk akal dengan melengkapi koevolusi subyektiv-intersubyektiv Stewart-Cohen dengan koevolusi obyektif-interobyektif. Menurut Wilber subyektif-intersubyektif-obyektif-interobyektif adalah empat kwadran bagi setiap holon dalam holarki kosmos yang dalam bahasa integralisme Islam disebut sebagai integralitas alias realitas integral. Ken Wilber sendiri menyebut filsafat neo-perenialisnya sebagai integralisme universal yang mulai dikembangkannya pada tahun 2000-an, belasan tahun setelah terbitnya buku saya tentang integralism Islam. Mungkin teori banyak cerita manusiawi harus integrasikan dengan teori satu cerita alam menjadi banyak-tapi-satu Maha-Cerita Ilahi.

No comments:

Post a Comment