Memikir Logika dengan Obyek (4)
Pada
posting yang lalu saya telah memberikan nama-nama silogisme dan cara
mengkonversinya jadi formulasi silogisme dalam kata-kata. Sebenarnya
semua posting terdahulu bisa ditulis tanpa kodifikasi menggunakan
simbol-simbol alfabetis, tetapi risikonya akan menjadikan
artikel-artikel itu menjadi sangat panjang dan sulit dimengerti oleh
orang-orang sejenis saya yang dikarunai Tuhan mempunyai otak kiri yang
sangat dominan. Untunglah saya juga dikaruniaiNya otak kanan yang cukup
kuat sehingga matematika dengan estetika merupakan kegemaran saya
sehari-hari.
FORMULASI LOGIKA DENGAN TANDA KURUNG
Dalam
posting ini saya akan mengkonversi formulasi kata-kata a la Aristoteles
dan formulasi simbol-simbol aljabar a la Boole ke formulasi
gambar-gambar a la Peirce. Dalam formulasi gambar atau grafis ini:
* SALAH dilambangkan dengan kekosongan
* TIDAK dilambangkan dengan lingkaran pengurung
* DAN dilambangkan dengan pendampingan bukannya dengan +
* pengertian dilambangkan dengan kelereng berwarna
Dengan perjanjian ini, maka
* BENAR atau TIDAK SALAH dilambangkan dengan LINGKARAN KOSONG
Karena keyboard komputer sulit digunakan untuk menggambar, maka
* LINGKARAN dituliskan sebagai ()
* KOSONG dituliskan dengan SPASI
* KELERENG berwarna ditulis dengan huruf pertama warna
* KELERENG warna w dikurung LINGKARAN ditulis sebagai (w)
Lalu bagaimana melambangkan KARENA p MAKA q yang tadinya
dikodekan dengan p ---> q dengan apa?
Peirce melambangkannya dengan (p(q)) atau
"p yang dikurung lingkaran besar
yang juga berisi lingkaran kecil yang mengurung q"
Kalau sudah memahami notasi tanda kurung ini, maka kita bisa
melambangkan setiap bentuk pernyataan dasar logika Aristoteles
Aab dituliskan (a(b))
Eab dituliskan (a b )
Iab dituliskan a b
Oab dituliskan a(b)
SIMETRI LOGIKA
Kebenaran sebuah
pernyataan penyangkalan umum dan
pernyataan pengakuan khusus
tidak berubah jika predikat dipertukarkan dengan subyek.
Dalam rumus Eab = Eba dan Iab=Iba
Dalam gambar ini tak dapat diragukan lagi
Dalam formulasi tanda kurung (ab)=(ba) dan ab=ba
Inilah simetri pertukaran atom dalam satu molekul logika
yang saya sebut simetri
Kalau kita mencampur kedua notasi maka akan jelaslah bahwa
(Iab)=Eab dan (Eab)=Iab atau
"TIDAK ada a yang b" sama artinya dengan "semua a itu TIDAK b" dan
"TIDAK semua a itu tidak b" sama artinya dengan "ada a yang b"
Ini simetri kedua logika yaitu simetri penyangkalan.
Simetri ketiga adalah simetri putar 3 bagi silogisme.
Inilah perputaran itu
Jika p + q --> r maka r' + p --> q'
Artinya silogisme jika
KARENA p DAN q, MAKA r
itu benar, maka
KARENA TIDAK r DAN p MAKA TIDAK q
Simetri ini disebabkan oleh karena Boole menemukan bahwa
KARENA p MAKA q = BENAR
itu sama saja dengan
TIDAK p ATAU q = BENAR
yang juga sama dengan
p DAN TIDAK q = SALAH
Karena identitas boole ini
maka
KARENA p DAN q MAKA r = BENAR
berarti
p DAN q DAN TIDAK r = SALAH
Pernyataan terakhir ini adalah antilogisme
yang ditemukan oleh Christine Ladd-Franklin.
Dalam notasi tanda kurung antilogisme,
antilogisme ini bisa dituliskan sebagai
pq(r) = ()
atau
(pq(r)) = (()) = TIDAK SALAH = BENAR =
REPRODUKSI SILOGISME ABSAH
Nah, dengan berbekal simetri ini kita dapat
menperoleh semua silogisme yang telah dinamai
seperti nama anak laki-laki dan perempuan Latin itu.
Misalnya, dari tiga kotak baris horisontal antilogisme AAO
kita bisa menghasilkan 3 silogisme yaitu
Barbara,
Baroco dan
Bocardo
Dari tiga kotak kolom vertikal antilogisme EAI kita bisa menghasilkan
12 silogisme lagi yaitu
Celarent, Cesare, Camenes dan Camestres
Ferio, Festino, Ferison dan Fresison
Darii, Datisi, Disamis, dan Dimaris
Jadi keseluruhannya kita mempunyai 15 silogisme yang absah.
Berarti kita masih punya 9 lagi silogisme yang belum tercakup
yaitu
Barbari,
Darapti,
Bramantip,
Camestrop,
Camenop,
Celaront,
Cesaro,
Felapton,
Fesapo.
KESIMPULAN
Dengan
demikian, saya tak berhasil menurunkan ke 24 silogisme yang absah
melalui transformasi simetri dari 2 antilogisme yang terlukis sebagai
palang logika yang terantum di awal artikel ini.
Dua
antilogisme saja tidak bisa menurunkan semua silogisme absah. Padahal
Ladd-Franklin mengklaim bisa melakukannya dari satu saja antilogisme.
Mungkin kedua antilogisme yang saya temukan terhubung secara simetri,
yang belum saya temukan, satu sama lainnya dan dengan antilogisme lain
yang belum saya temukan juga. Mudah-mudahan hal itu saya bisa temukan
sepulang ke Indonesia dari Inggris. Insya Allah.
No comments:
Post a Comment