Salman Al-Farisi
Salman Al-Farisi sudah mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam. Namun dia belum mampu mengamalkan semua perintah Rasulullah shalallahu alaihi wa salam. Maklum, Salman bekerja sebagai budak yang harus patuh kepada majikannya. Padahal, majikannya adalah seorang yahudi yang tidak suka dengan Islam. Karena itu, Salman tidak turut serta bersama Rasulullah dan kaum muslimin dalam perang Badar dan Uhud.
Masalah yang memberatkan Salman tersebut ternyata menjadi perhatian oleh Rasulullah. Suatu hari beliau memerintahkan Salman untuk meminta majikannya memerdekakankan dirinya. Beliau juga berjanji akan ikut membantunya. Saat itu, Salman sangat beruntung karena majikannya bersedia mengabulkan permintaannya. Namun, ada syarat yang sangat berat yang harus dipenuhi.
Syaratnya yaitu, Salman harus menanam 300 pohon kurma dan membayar uang sejumlah 40 uqiyah emas kepada majikannya. Jumlah uang tersebut sebanding dengan emas seberat 1.120 gram. Bagi Salman, jumlah uang sebanyak itu sangat memberatkan. Sebab Salman tidak memiliki harta maupun uang sama sekali. Tapi, Salman yakin, Allah akan memberinya pertolongan asalkan ia bertawakkal kepada Allah.
Dan benarlah keyakinan Salman. Tak lama berselang, Rasulullah mengumpulkan para sahabat dan bersabda, “Berilah bantuan kepada saudara kalian ini!” Ya, Rasulullah sendiri yang meminta para sahabatnya membantu kesulitan Salman.
Para sahabat pun bersegera menyumbangkan tunas pohon kurma. Ada yang memberi 10 batang pohon, ada pula yang memberi 20 batang dan 30 batang tunas kurma. Masing-masing sahabat menyumbangkan tunas kurma sesuai dengan kemampuan mereka. Setelah terkumpul dan dihitung, ternyata jumlahnya mencapai 300 tunas pohon.
Setelah itu, Salman bersama para shahabat membawa tunas-tunas tersebut ke kebun milik majikan Salman. Mereka gotong royong menanam pohon kurma, sehingga pekerjaan tersebut tidak membutuhkan waktu lama. Setelah selesai, Salman melapor kepada Rasulullah. Kemudian, keduanya pergi ke kebun tersebut. Rasulullah memegang salah satu pohon kurma tersebut dan mendoakan keberkahan pada kebun tersebut hingga tak ada sebatang pohon pun yang mati. Padahal, kebun tersebut terletak di daerah yang tandus.
Tebusan pohon kurma sudah terpenuhi, kini tersisa tanggungan uang sebesar 40 uqiyah. Rasulullah membawa emas sebesar telur ayam dari hasil rampasan perang. Beliau lantas memanggil Salman dan berkata, “Ambillah emas ini, gunakan untuk melengkapi tebusanmu, wahai Salman!”
“Wahai Rasulullah, bagaimana status emas ini bagiku? Apakah hutang atau pemberian?” Tanya Salman.
Rasulullah menjawab, “Ambil saja! Insya Allah, Allah akan memberi berkah dalam emas itu.”
Salman menimbang emas itu. Meskipun, hanya sebesar telur namun, emas tersebut ternyata sangat berat. Bobotnya sebanding dengan emas sejumlah 40 uqiyah. Tanpa menunggu lama, Salman langsung membayarkan emas tersebut kepada sang majikan. Setelah sang majikan menerima tebusan, Salman dimerdekakan. Kini, Salman bukan lagi seorang budak, dan tak ada lagi orang yang dapat mencegah Salman menjalankan ajaran islam dan perintah Rasulullah.
Salman Al-Farisi berterima kasih kepada Rasulullah yang telah memberinya bantuan. Salman berjanji akan patuh terhadap semua perintah Rasulullah dan akan membantu beliau dalam setiap peperangan. Janji tersebut terbukti kebenarannya. Sebab, setiap kali Rasulullah pergi berperang, ada Salman Al-Farisi yang selalu berada di belakang Rasulullah.
Betapa mulia akhlak Rasulullah. Beliau sangat memperhatikan dan selau menolong para sahabatnya.
No comments:
Post a Comment