Senjata Penghancur Peradaban
Ketika LGBT muncul sebagai meme yang mengapung di aliran data di
beranda saya, maka saya pun latah memasangnya di aliran status info
saya. Lalu banyak yang melikenya. Saya hanya menikmati secara narsistik
emosional sesuai dengan ekspektasi saya tentang kapasitas media sosial.
-
Namun ketika bertemu 4 mata dengan f(b)riend yang menulis tentang LGBT
sebagai sekte seksual mendengar kisah bahwa Notes nya hilang disensor
oleh FB.
(
http://lm.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.gatra.com%2Ffokus-berita-1%2F185575-adriano-rusfi-gerakan-lgbt-jadi-sekte-seksual&h=kAQEL29xy&s=1
) Lalu saya ingat bahwa dulu notes saya tentang Freeport dan CIA
pernah mengalami hal yang sama, tetapi kemudian dimunculkan lagi. Dari
situ saya yakin bahwa FB adalah mata-mata penguasa dunia. Tetapi kenapa
LGBT jadi meme yang harus dijaga melalui sensor?
-
Pertanyaan itu menjadi lebih menggeliat di otak saya, ketika mengetahui
penulis kawan fb saya itu juga diteror dengan sms ancaman pembunuhan.
Lalu saya bertanya pada mbah google, menemukan asal-usul meme itu dalam
prinsip-prinsip
Yogyakarta (
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Prinsip-Prinsip_Yogyakarta
) yang dirumuskan oleh pertemuan LGBT sedunia yang dihadiri oleh
wakil dari PBB. PBB kemudian menyebarkannya melalui UNDP dengan dana
yang besar.
(
m.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/02/12/o2fsmh282-undp-keluarkan-rp-108-miliar-untuk-lgbt-indonesia )
-
Lalu, siapa yang mencetuskannya?
Ternyata organisasi rahasia (
www.bibliotecapleyades.net/sociopolitica/secretsoc_20century/secretsoc_20century10.htm ), yang namanya tak boleh disebutkan di FB, memasukannya ke dalam agenda globalnya (
lingkarannews.com/lgbt-adalah-agenda-depopulasi-nya-freemasonry/ ) yang ingin menghancurkan negara kebangsaan dan menggantinya dengan sebuah negara bumi dalam tata dunia baru.
-
Untuk itu setiap negara kebangsaan diruntuhkan menjadi masyarakat terbuka (
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Open_Society_Foundations
) yang terdiri dari individu atomistik yang bebas mengkonsumsi
narkoba, menjalankan seks pelangi yang bebas, bebas menggugurkan janin
dan segala kebebasan anti negara menjadi konsumen masal produk-produk
korporasi transnasional.
-
Inilah dana yang dikeluarkan untuk membangun "open society" itu:
" According to the foundations' website, 1993-2014 expenditures
included: $2.9 billion to defend human rights, especially the rights of
women, ethnic, racial, and religious minorities, drug users, sex
workers, and LGBTQ communities;" Lihat juga
https://www.opensocietyfoundations.org/topics/lgbti
-
Sayangnya justru posting-posting
saya yang mencoba membuka rahasia besar ini, tidak memperoleh tanda
jempol satu pun. Artinya media sosial yang mendangkalkan intelektualitas
kita ini telah berhasil menumpulkan otak kita untuk menganalisis
berita, membongkar rahasia besar di balik imagologi media massa melalui
analisis mitografi internet yang terus berkembang melalui media
salin-tempel di berbagai blog.
-