Memikir Logika dengan Obyek (2)
Armahedi Mahzar (c) 2010
Armahedi Mahzar (c) 2010
Dalam
posting yang lalu saya telah berbicara tentang silogisme atau
penyimpulan logika Aristoteles yag dikiaskan sebagai reaksi kimia. Dalam
kiasan ini setiap argumen atau alasan dan kesimpulannya dapat
diibaratkan dengan molekul dan setiap pengertian diibaratkan dengan
atom. Jadi sebuah argumentasi dapat diibaratkan dengan sebuah proses
kimia yang terdiri dari sejumlah reaksi kimia.
Alasan sebagai molekul logika
Selanjutnya kita dapat mengibaratkan sebuah alasan sebagai molekul dengan sejenis ikatan. Ada empat jenis molekul logika sesuai dengan empat jenis ikatan logika antara pengertian-pengertian komponennya. keempat ikatan itu adalah Ikatan pengakuan umum (afirmasi universal), pengakuan khusus (negasi partikular), penyangkalan umum (negasi universal) dan penyangkalan khusus (negasi partikular). Setiap molekul logika dinamai sesuai dengan nama ikatan antar atom logika yang dikandungnya.
Selanjutnya kita dapat mengibaratkan sebuah alasan sebagai molekul dengan sejenis ikatan. Ada empat jenis molekul logika sesuai dengan empat jenis ikatan logika antara pengertian-pengertian komponennya. keempat ikatan itu adalah Ikatan pengakuan umum (afirmasi universal), pengakuan khusus (negasi partikular), penyangkalan umum (negasi universal) dan penyangkalan khusus (negasi partikular). Setiap molekul logika dinamai sesuai dengan nama ikatan antar atom logika yang dikandungnya.
Jadi ada empat jenis pernyataan atau molekul logika yang bisa membentuk suatu argumentasi yaitu
(1) pengakuan umum: "semua a itu b" yang bisa dikodekan sebagai Aab
(2) pengakuan khusus: "ada a yang b" yang bisa dikodekan sebagai Iab
(1) penyangkalan umum: "semua a itu tidak b" yang bisa dikodekan sebagai Eab
(2) penyangkalan khusus: "ada a yang tidak b" yang bisa dikodekan sebagai Oab.
Satu
lagi terminologi yang perlu diketahui, kimia logika bersifat linier
tidak spasial seperti kimia fisika. Oleh karena itu itu Aab tidak sama
dengan Aba. Begitu juga Oab tidak sama dengan Oba. Akan tetapi Iab = Iba
dan Eab = Eba. Jadi hubungan A dan O tidak simetris dan hubungan I dan E
bersidat simetris. Karena linieritas itu kita akan menyebut atom yang
ada di kiri sebagai pokok atau subyek dan atom yang berada di kanan
sebagai sebutan atau predikat.
Penyimpulan sebagai reaksi logika
Reaksi
dua molekul melalui operasi DAN akan menghasilkan satu molekul logika
lain yang biasanya disebut kesimpulan atau konklusi. Kedua molekul yang
bereaksi disebut alasan tau premis. Alasan yang subyeknya sama dengan
subyek kesimpulan disebut alasan utama atau premis mayor. Alasan yang
predikatnnya sama dengan predikat kesimpulan disebut alasan tambahan
atau premis minor. Untuk pembakuan sebuah silogisme dituliskan sbb
KARENA premis minor
DAN premis mayor
MAKA konklusi
Dengan
kodifikasi disebut di atas, maka setiap syllogisme dapat diibaratkan
sebuah reaksi kimia seperti misalnya syllogisme Barbara
KARENA semua b adalah c
DAN semua a adalah b
MAKA semua a adalah c
yang bisa dituliskan sebagai reaksi kimia logika
Abc + Aab ---> Aac + Ibb
di
mana Ibb adalah sebuah fakta logika "ada b yang b" yang terlalu jelas
sehingga bisa tidak usah dituliskan. Jadi cukup ditulis
Abc + Aab ---> Aac
Reaksi logika sempurna
Disamping
silogisme Barbara ini, ada tiga silogisme lain yang disebut
aristoteles sebagai silogisme sempurna. Jadi ada empat silogisme
sempurna. Semua silogisme lain diturunkan dari silogisme ini melalui
proses pembuktian. Keempat silogisme fundamental itu adalah sebagai
berikut
(1) Abc + Aab ---> Aac
KARENA semua b itu c
DAN semua a itu b,
MAKA semua a itu c
(2) Ebc + Aab --> Eac
KARENA semua b itu tidak c
DAN semua a itu b,
MAKA semua a itu tidak c
(3) Abc + Iab ---> Iac
KARENA semua b itu c
DAN ada a yang b,
MAKA ada a yang c
(4) Ebc + Iab ---> Oac
KARENA semua b itu tidak c
DAN ada a yang b,
MAKA semua a itu tidak c
Keempat silogisme sempurna itu mempunyai pola atom yang sama yaitu
Xbc
Yab
----
Zac
pola ini disebut sebagai pola pertama oleh Aristoteles.
Reaksi Logika Turunan
Aristoteles juga memeriksa silogisme-silogisme dengan pola
Xcb
Yab
----
Zac
yang disebutnya sebagai pola kedua, dan juga yang memiliki pola
Xcb
Yba
----
Zac
yang disebutnya pola ketiga.
Pada
kategori pola kedua Aristoteles menemukan adanya empat buah dan pada
kategori pola ketiga dia juga menemukan enam buah silogisme yang absah.
Namun semua itu dapat dibuktikan oleh Aristoteles sebagai logika yang
dapat direduksi menjadi salah satu dari empat silogisme sempurna.
Kalau mau versi asli Aristoteles yang mungkin lebih bisa dimengerti oleh pemikir ilmu-ilmu sosial dan budayaan ada di http://classics.mit.edu/Aristotle/prior.mb.txt. Terus terang saya yang biasa dididik pakai rumus-rumus sangat sulit memahami karya asli ini :(
Kalau mau versi asli Aristoteles yang mungkin lebih bisa dimengerti oleh pemikir ilmu-ilmu sosial dan budayaan ada di http://classics.mit.edu/Aristotle/prior.mb.txt. Terus terang saya yang biasa dididik pakai rumus-rumus sangat sulit memahami karya asli ini :(
No comments:
Post a Comment