Bedah Buku
NALAR AYAT-AYAT SEMESTA
Hari Jumat, 14 September 2012, kemarin saya ditugaskan masjid Salman untuk membedah buku terbaru Dr. Agus Purwanto
Bagi saya kedua buku itu tampaknya setara dengan buku karangan Maurice Bucaille
Dengan buku-buku seperti itu pembaca seolah diajak untuk terpesona bahwa temuan-temuan ilmiah sudah ada di dalam kitab Suci agama Islam. Tentu saja pendekatan sains dan Islam seperti ini, bagi saya, mempunyai kelemahan fundamental yang memalukan umat Islam. Karena temuan-temuan sains itu ditemukan oleh orang-orang non Islam yang biasanya disebut sebagi orang kafir. Sedangkan umat Islam tidak menemukan apa-apa. Sangat menyedihkan. :(
Namun, benarkah begitu? Saya rasa kita tak akan sedih, kalau saja kita melengkapi pendekatan modernis fundamentalis itu dengan pendekatan historis tradisionalis. Dalam pendekatan terakhir ini kita tidak melepaskan sains modern dari sains tradisional. Sains modern bukannya alternatif pengganti dari sains tradisional, tetapi merupakan kelanjutan dari yang disebut belakangan. Misalnya sains tradisional Islam adalah penghubung sains pra-islam dengan sains sekuler Barat yang ada sekarang ini.
Sains kealaman modern, berpangkal pada penemuan Nicolas Copernicus
Dalam biologi, teori evolusi Charles Darwin
Hubungan Sains dan Islam sangat erat kaitannya. Hubungan Sains selama ini ada dua. Hubungan pertama adalah Islamisasi Sains: Pembebaran ayat-ayat dengan menggunakan sains yang sudah ada, Yang kedua adalah saintifikasi Islam: menjelaskan Islam dengan terminologi sains. Dr. Agus Purwanto sendiri mengajukan hubungan ketiga dalam konsepnya Sains Islam: di mana sains dikonstruksi berdasarkan wahyu Allah.
Dr. Agus Purwanto menjelaskan dalam Nalar Ayat-Ayat Semesta, bahwa perbedaan sains barat dan sains Islam adalah bahwa secara ontologis sains Barat bersifat materialistik, secara epistemologis bersifat rasional, empiris dan obyektif dan secara aksiologis bersifat mencari kepuasan intelektual tanpa batas.
Sebagai alternatif Dr. Agus Purwanto mengajukan sebuah konsep sains Islam yang ontologinya melibatkan zat-zat yang gaib (QS Al-Haqqah [69]: 38-39), epistemologinya melibatkan fu'ad (QS An-Nahl [16]: 78) atau hati yang berzikir melengkapi akal yang berfikir (QS 'Ali 'Imran [3]: 191) dan aksiologinya berdasarkan karakter alam yang diciptakan Allah dengan tujuan, tidak sia-sia (QS 'Ali 'Imran [3]: 191).
Dengan demikian sebenarnya Dr.Agus Purwanto telah membangun paradigma (filsafat dasar) ontologis, epistemologis dan aksiologis ilmu berdasarkan al-Quran al-Karim, sehingga secara implisit kita bisa melihat adanya hirarki 'ilm(sains)-hikmat(filsafat)-kitab(Quran) seperti yang diisyaratkan dalam Qur'an itu sendiri (QS, Surat An-Nisa’ [4]:113) .dalam membangun sains Islam.
Saya kira inilah kemajuan Nalar Ayat-ayat Semesta dibandingkan buku Ayat-ayat Semesta. Tujuan dari Nalar Ayat-ayat Semesta adalah mengkonstruksi sains Islam dengan merujuk pada konsep-konsep alam yang dijumpai dalam al-Qur'an al-Karim. Untuk merealisasi cita-cita itu beliau bersama Gus Sholah mendirikan trensains di Jombang yang kurikulumnya menekankan bahasa Arab, Agama, bahasa Inggris, Sains dan interaksi sains agama.